Minggu, 13 Maret 2016

Sayangku

Sang Hyang Semara Ratih sedang memihak ku
Memandang wajahmu sore itu
Memandang senyummu kala itu
Sungguh buatku bahagia

Mendengar suaramu
Membuatku terlena
Jiwa ini terasa terbang
Jauh hingga ke langit ke tujuh

Di tengah gaduhnya hatimu
Aku masih menemukan kegembiraan
Menemukan keceriaanmu
Buat aku merasa ada di dunia

Sedikit gundah ketika kamu melintas
Menoleh tapi tak melihatku
Ingin memanggil tapi tak kuasa
Ingin berlari tapi tak mampu

Namun kamu datang dengan senyum
Kamu datang dengan berseri
Buatku terbang ke nirwana
Membuaiku dalam alam kasih sayang

Genggaman tanganmu
Kurasakan sebagai anugrah dewata
Berikan ku sentuhan para bidadari
Teralun “aku sayang kamu” di hatiku

Lamunan di siang hari

Larut dalam lamunan
Penyesalan ini menekan dada
Berikan kegundahan dalam
Aku minta maaf

Hatimu yang menangis
Harusnya terhibur oleh dunia
Namun ketika dunia itu hadir
Kenapa tak mampu kukendalikan kroda

Tetes air mata perlahan
Kemarin untuk menahanmu
Tapi kusadari kamu pun perlu hiburan
Jadi maaf jika mengalir

Maafkan aku sayang
Aku tak pantas seperti itu
Kuakui keegoanku
Aku berjanji kan kendalikan

Sayang......
Terima kasih atas kekhawatiranmu
Aku tak pernah merasakan itu
Selain dari ibu

Satya ku tlah kuucap
Maka kan kujaga sampai nanti
Aku yang memilihmu
Maka aku yang kan mengejarmu

Maaf ya

Siang ini terbangun dari tidur
Mencoba mencari bayangmu
Lelah pasti sedang melelapkanmu
Membuai dalam alam mimpi

Istirahatlah yang cukup
Karena dari kemarin kudengar suaramu “bengek”
Apa ya “bengek” itu tapi ngerti kan
Ntar bu guru marah lagi hahahahaha

Oh ya, makan yang  hangat-hangat
Banyak minum air ya....
Awas kalau ga!!!!!!!!
Ntar tak cium baru tau rasa

Sayang......
Dari kemarin aku banyak buat kesal ya
Sampai tadi pagi sebelum tidur pun
Aku buatmu kesal setengah mati

Harusnya aku lebih banyak menarik nafas
Sehingga lebih memahami situasi
Air mengalir pun perlu waktu untuk menggenang
Apalagi kamu yang sedang kelelahan

Aku minta maaf
Benar-benar minta maaf
Cuma iri pada keadaan
Dia bisa mengajakmu dengan leluasa

Maaf ya......
Aku akan lebih banyak berusaha mengendalikan diri
Ini benar-benar tidak terkendali
Jangan membandingkan dirimu dengan dia

Aku tau posisi aku siapa
Tapi cinta dan akung ini sama sekali tidak berbohong
Entah kenapa emosi itu tidak terkendali
Siapa pun mungkin perlu waktu untuk menenangkan diri

Bukankah aku yang memintamu untuk terus maju ke depan
Karena aku yang selalu ada di belakangmu
Untuk merebutmu di waktu dan kesempatan yang tepat
Kenapa aku jadi seperti ini?

Maafkan aku sayang....
Jangan pernah membenciku
Seperti yang telah kujanjikan

Aku kan selalu di belakang dan mendukungmu

Saya ini Payah ya

Ada apa dengan saya  ya?
Ataukah ini juga yang kamu rasakan?
Ketika saya bersama dia
Bahkah dalam mimpi
Ketika bangun tidur pun
Di hati ini ada yang terasa panas

Masih rasanya tersisa sisa ingatan
Ketika berusaha menghubungimu
Akan tetapi yang bisasanya selalu mendapat jawaban
Tetapi tadi malam lama terrespons
Mengetahui kamu bersama yang lain
Walaupun cuma sekedar teman

Rasanya kok panas ya.....
Panas...... banget
Seperti ada yang mengganjal tetapi tidak
Seperti pingin marah tetapi ga boleh
Pengen teriak tetapi ga bisa

Oh.... ya ....
Sebenarnya saya pengen gini lo.......
(tapi ini bebeneran ya..... ga ngarang cerita)
Rencananya selesai sembahyang saya mau ke pinggir pantai itu
Karena ketika melewati jalur itu saat dari kampung
Udah tak liat jagung bakar itu ada

Jadi rencananya setelah sembahyang
Saya kembali lari ke jalur itu
Beli beberapa jagung bakar
Trus bawakan kamu jagung bakar itu
Ga peduli kamu itu ada di tempat kerja atau di rumah

Tapi kok pas ya.....
Kalian juga milih tempat yang sama
Dalam pikiran saya....
Dia ga tau ya... saya juga mau bawakan dia jagung bakar
Haruskah dia kesana jalan-jalan
Mau mengenang sesuatu
Atau berusaha pendekatan pelan-pelan agar terbiasa

Ahhhhh sudahlah...
Mungkin ini hanya kemaruk......
Ternyata tetesan pun tak  menghalangi kau pergi dengannya
Malah berlanjut ke jalur itu
Di suratmu kan nanya tuh
Kenapa??

Seperti terdahulu salah saya seh
Kenapa ga jujur bilang
Ga berani bilang yang sebenarnya
Tapi apa daya saya
Kamu itu masih bebas saya ini siapa

Ya sudahlah.............
Saya kan berusaha hilangkan panas ini
Mudah-mudahan cepat hilang seh
Sampe jam segini masih terasa sakitnya loooo
Hadehhhhhhhh..................

Saya ini payah ya