Jumat, 25 Maret 2016

Seperti segelas kopi

Seperti segelas kopi
Cinta, perhatian, dan sayangmu
Kunikmati setiap pahit dan manisnya
Sebagai kenikmatan yang menggoda
Menghilangkan kelelahan setelah jauh melangkah
Menenangkan pikiran yang tercerai berai

Seperti segelas kopi
Cinta, perhatian, dan kasih sayangmu
Kuresapi detik detik kehangatannya
Seperti sebuah selimut yang hangatkan jiwa
Mencairkan kebekuan hati
Menyegarkan jiwa yang terkulai lemas



Seperti segelas kopi
Cinta, perhatian, dan kasih sayangmu
Mencandu hati dan jiwaku
Hingga tiap saat selalu ingin bertemu
Selalu ingin mengulang kembali perjumpaan
Selalu ingin dan selalu menikmatinya

Seperti segelas kopi
Cinta, perhatian, dan kasih sayangmu
Selalu kunantikan di hadapanku
Karena aroma tubuhmu
Selalu membuai manja diri ini
Dalam sebuah lamunan segar kehidupan
Dalam hidup yang kujalani tertatih
Keputusasaan dan kebimbangan

Kau selalu menyegarkan 

Tak Berhenti

Menatap larik cahaya bulan
Bundar tak bertepi
Memandang kerlip bintang
Berulang tak berhenti
Seperti gambarkan isi dada yang terpendam

Rasa ini selalu bulat tak bertepi
Bertemu sesaat denganmu rasanya kurang
Lebih lama bersamamu lebih terasa kurang
Sangat lama bersamamu sangat lebih terasa kurang
Mungkin bersamamu selamanya tidak akan terasa kurang



Kerinduan ini selalu tak berhenti
Memandangmu sesaat buat hati ini merindu
Memandangmu lebih lama buat hati ini makin rindu
Memandangmu dalam jangka waktu lama buat hati ini semakin merindukan bersamamu
Akankah bersamamu selamanya mungkin kerinduan ini kan terobati

Sebagaimana sinar sang rembulan
Seperti kerlip sang bintang
Rasa dan kerinduan ini tak pernah berujung
Tak berhenti walau sedetik pun
Terus menerus seperti putaran bumi
Karena jika berhenti pralaya kan terjadi
Karena jika berhenti mertyu kan tercipta
Maka percayalah
Aku tak kan pernah merasa lelah
Aku selalu menantikan masa itu

Aku selalu ada di belakangmu

Kata Sederhana

Aku sangat bahagia
Barisan tulisanku selalu buatmu tersenyum
Walau kadang ketika dirimu terpaku
Tersenyum, tertawa sendiri
Hati ini menjadi gelisah
Apakah ada yang lain yang buatmu seperti itu

Lewat kata sederhana ini kusampaikan
Aku selalu ingin buatmu bahagia
Tanpa imbalan tanpa alasan
Aku hanya ingin melihatmu tersenyum
Karna jika bibirmu membentuk perahu terbalik
Membentuk gunung berapi meletus
Matamu kehilangan binarnya
Raut wajahmu kehilangan cahayanya
Hati ini selalu tak tenang
Sedih merasa tak berguna


Lewat kata sederhana ini kuungkapkan
Barisan kata ini hanya sebagian kecil rasa di dada
Sungguh tak sanggup mewakili yang terasa
Rasa di dada ini benar-benar jauh dari dugaan
Melebihi ekspektasi yang bercerita

Namun hanya ini yang dapat kulakukan
Sementara hanya itu yang bisa kuungkapkan
Nafasmu yang terdengar di telingaku
Ciummu yang hangatkan dadaku
Dan pelukmu yang hilangkan gundahku
Hanya kata tak kan bisa mewakilkan

Aku ingin bersamamu

Menunggu

Kumulai tulisan ini dengan memeluk bayangmu
Berharap ada kamu di pangkuanku
Terbayang indahnya mengecup keningmu
Membelai rambutmu
Kala sore yang indah itu

Sungguh aku merindukan masa itu
Menunggu saat itu bisa kembali
Menanti hingga saat tak lagi menjadi hayalan
Nyata bukan fatamorgana

Dalam berjuta mimpi
Seribu hayalan
Aku sangat ingin memelukmu
Menanti kala menciummu
Menghirup aroma tubuhmu
Dan mengagumi belaianmu

Sayang seperti dalam masa terindah
Aku ingin mengulangnya
Mengulang lagi dan lagi
Hingga nanti semua hal ini tak menjadi halangan
Sungguh aku tak menggombal

Layaknya tanaman yang menanti hujan
Para sapi yang merindukan rumput
Nelayan yang berharap langit cerah
Petualang yang menunggu matahari terbit

Maka aku menanti bersamamu 

Lamunan dini hari

Terjaga aku dalam sepi
Mencoba duduk dalam lamunan
Bintang bertaburan menghiasi malam
Larut dalam hayal
Merangkai bait demi bait kata
Sampaikan rindu padamu

Gelisah tak bertepi
Andai malam menjadi pengawas pasar
Termangu karena langkah terhalang
Barisan kalimat mungkinkah mewakili
Makna hati yang tak terwakilkan
Sungguh tak terbayangkan

Kerlip bintang seolah menelisik hati
Kemana kau bawa langkahmu
Berat, susah, terjal sanggupkah
Hanya waktu yang mampu memberi jawaban
Sebuah kesungguhan hati yang ingin kubuktikan


Kesungguhan hati tlah terpatri
Semoga terlihat olehmu
Biarlah tetap seperti itu
Lampau menunggu di belakangmu
Merangkai dua dunia dengan benang merah

Sungguh aku tak mengerti
Rasa yang berkembang semakin cepat dari nafasku
Makin berat melebihi tubuhku
Aku sungguh – sungguh

Tak ada penipuan dalam bait kata ini