Sebenarnya
aku sudah tau kalau pemberianku tidak akan kau terima, karena kamu pasti kamu
akan curiga aku apa-apakan.
Sungguh
aku tak bermaksud apa-apa, aku hanya ingin memberi saja tanpa alasan, hanya
menyampaikan sesuatu tanpa harus menjadi problema.
Makanya
aku memesan barang itu, memberikan barang itu, lewat temanmu yang tinggi itu. Dan
karena pesanmu yang kamu sampaikan ke temanmu yang tinggi itu, aku yang harus
menyerahkan dan kalau pun tidak mau ga usah sekalian.
Makanya
aku menyerahkan langsung padamu. Dan asalkan kamu tau, kenapa aku memilih
menyerahkan di depan teman-teman, karena aku ingin menunjukkan bahwa tidak ada
terjadi sesuatu antara kita, sehingga kita tidak perlu lagi saling memusuhi
ataupun tidak bertegus sapa.
Sungguh,
aku tidak menyangka, bila sampai uluran tanganku untuk menjabat tanganmu untuk
memberi selamat ulang tahunmu ternyata kau tepis.
Bila
kamu tidak mau menerima kado itu dengan alasan menepati janji dengan pacarmu
itu masih bisa diterima dengan logika, dan aku pun menerima itu dengan lapang
dada. Sungguh aku paham itu.
Tetapi
yang aku tidak sampai mengerti sampai jabat tanganku pun tidak kau terima,
hahahahahaha benarkah sehina itu diriku? Atau setakut apa dirimu padaku?
Aneh
saja seh... seperti ini. Entahlah logika ku yang salah atau salah kaprah. Tapi sudahlah
mungkin ini sudah sifatmu. Tak mengapa. Selamat siang
