Minggu, 03 April 2016

Bunga Langka

Bunga langka di taman dunia
Semerbak mewangi harumkan jagat
Indah memandang mekar berseri
Cantik dengan senyum  memikat
Hiasi taman dengan gemulai gerakan

Bermacam mata melirik genit
Berbagai tangan mencoba memetik
Dilindungi dengan duri tajam
Berbagai cara coba tuk meraih
Banyak langkah mencoba mengambil

Bunga langka yang diperebutkan
Kumbang, kupu berterbangan
Mengitari dengan tari rayuan
Angin sempoi gerakkan bunga langka
Hingga sayap terbang menjauh

Bunga langka di tengah taman
Tumbuh subur dengan tekad kuat
Akar kuat mencengkram bumi
Daun lebar  berjuta talenta
Bunga cantik menjadi pesona

Berharap pada pemilik taman
Anugrahkan bunga langka
Ku bawa pulang ke rumah
Ku jaga dengan jiwa raga
Bersama menikmati belaian mentari
Bersama menikmati sentuhan hujan

Berharap pada pemilik taman
Kuasakan bunga langka pada pujangga
Menemati hingga bait terakhir
Bersama lewati hari

Bersama ceriakan dunia sepi

Semangat.............

Aroma kopi memenuhi ruangan
Semerbak memberi semangat
Seperti kemarin aku menyusun kata
Mencoba buatmu tersenyum
Ditemani suaramu disana

Suara riangmu terdengar
Hiasi cerah pagi ini
Kupegang erat telingaku
Agar kau tau aku mendengarmu
Merindu kebersamaan

Semangat ya sayang.........
Sungguh sangat kuperlukan
Diantara tertatih kakiku
Ada harapan yang aku kejar
Ada tujuan yang aku jadikan alasan

Hari ini sangat cerah sayang
Seperti lampau aku selalu menjadi pendengarmu
Menjadi pencinta rahasiamu
Menanti dan mengharapkanmu
Dari balik belakang punggungmu

Ceritakan pada dunia semangat pagi
Katakan pada langit cerahnya pagi
Rayu sang mentari agar tetap bersemangat
Langkahkan kaki sampai malam tiba
Senyumlah sayang
Karena senyummu buatku damai



Sajak di Pagi Hari

Hari ini dimulai dengan senyum  indahmu
Perhatian sederhana tapi kusuka
Sedikit canda perekat bahagia
Secuil kenakalan memperkuat ikatan
Walau kata tak terucap

Debaran mengguncang dada
Menghentak bangkitkan rasa
Kaki menghujam bumi
Mata menatap langit
Mencoba menunda rasa ingin bertemu

Kutulis sajak ini
Sampaikan rasa di hati
Pada sang gadis harapan
seperti fajar bersinr terang
Tanpa balutan sang mega

Pagi yang indah
Suara burung bersautan
Para ayam sibuk mencari makan
Mulai hari dengan doa puja
Semoga bahagia untuk dunia
Harapan sang pujangga jadi kenyataan

Bait-demi bait terangkai
Hanya tuk bidadari manisku
Mungkinkah buat sang gadis tersenyum bahagia ?
Atau tertawa karena sajak konyol?
Akankah bibir memanjang karena tak suka?

Biarlah nanti dia cerita
Dalam suara membelah angkasa
Terdengar dari radio kecil
Kunikmati diam dalam senyum

Sajak pagi hari
Berat terasa menahan kantuk
Lewati waktu sejenak berhenti
Biar rasa tersampaikan
Aku sayang padamu