Sabtu, 20 Agustus 2016

Menatap malam

Malam yang seharusnya gelap
Hari ini begitu terang
Langit biru bertahtakan awan
Berhias bintang-bintang
Dilengkapi teduh cahaya rembulan

Menatap langit malam ini
Semakin terasa ada yang hilang
Meredup dalam hatiku
Pergi bersama hembusan angin dingin
Buyarkan semangat dan konsentrasiku

Semua begitu terasa hampa
Jangan tanya apa yang kurang
Hidupku sudah sangat lengkap
Namun........
Sungguh terasa ada yang mengganjal
Ada yang tak terisi dalam bagian hatiku

Termenung menatap rembulan
Sinar teduhnya berikan kegundahan
Tak terasa lagi tenaga dan semangatku
Hilang begitu saja
Pergi begitu saja

Andai kubisa
Aku ingin terus bersembunyi dalam gelap
Berlindung dari hembusan angin
Mengindari cahaya mentari
Agar waktu tak kulihat berlalu
Biarlah pergi menjauhi diriku

Karena aku tak mampu melangkah lagi

Aku merindukanmu

Dengarkanlah nyanyian angin
Maka kau akan dengarkan kidung rinduku
Bergema memenuhi batin dan jiwaku
Menyayat mengiris tiap sel tubuhku
Memerangkap aku dalam dinding sunyi

Kerinduan yang menyengangkan perutku
Hingga sesuap pun tak bisa masuk
Begitu memenuhi bagian tubuhku
Hingga bergerak pun aku tak mampu

Ketahuilah rinduku hari ini
Tlah memenjarakan kesadaranku
Hingga rasa amarah memenuhi dadaku
Menghilangkan semangatku
Hingga menatap matahari pun aku tak mampu

Aku merindukanmu sayang
Sungguh sangat merindukanmu
Ingin rasanya menemuimu
Namun janji ini mengekangku
Pasti kupatuhi semuanya
Untuk kebahagiaanmu

Andai saja kamu membaca
Setiap kata dalam curhatanku
Maka kau akan mengetahuinya
Mendengarkan setiap bait kerinduanku

Yang tertuju mengarah padamu

Semakin Lama

Semakin lama kurasakan
Terasa jarak tuk menggapaimu sangat jauh
Dirimu kian jauh meninggalkanku
Pergi dan terus pergi
Walau memang harus seperti ini

Mungkin semua kenangan sudah pergi dari ingatanmu
Semua mimpi tlah kau usir dari hayalmu
Semua angan kerinduan tlah jauh pergi darimu
semua benda yang beri rasa tlah kau buang
terbakar dalam api langkahmu

wahai dinginnya hari
hembuskanlah rasa rinduku padanya
walau hanya dalam hayalku
yang tak lagi dirasakan olehmu
jauh dalam hatimu yang berdetak

tubuhku yang mulai lelah
mengejarmu dan menantimu
tapi hatiku hanya diam membisu
tak pernah mau beranjak di pantai penantian
hanya bermain pasir kerinduan
termenung terpaku seperti batu karang

ohhhh.... angin bawalah salam kerinduanku
pada bidadari pagi yang merebut hatiku
yang memasung cintaku pada paku tajam
membuatku selalu berharap
ingatku dalam hatinya


Tak bisa

Sudah kulewati malam yang dingin
Lalui jalan gelap yang panjang
Rimbunnya pepohonan
Memandangi bintang dan rembulan
Hanya untuk lari dari bayanganmu

Sudah kucuri memandangmu
Walau dalam gelap yang ramai
Memperhatikan gerak mu
Walau kamu tlah kehilangan mata kilatmu
Hanya untuk redakan rinduku

Sudah kumainkan dunia maya
Mencari permainan yang semu
Alihkan bayanganmu dari pikiranku
Lari dari semua kenangan yang ada
Hanya untuk yakinkan diriku

Si pria lemah ini
Sebagai pion dalam catur dunia
Ternyata tak mampu bergeming
Semuanya percuma sia sia
Ini terlalu melekat lengket dalam jiwaku

Kosong terasa sangat sepi
Jiwa, hati, semangatku menghilang
Senyum dan tawa seperti lari
Mengejar pun sia sia

Aku sangat merindukanmu