Rabu, 03 Agustus 2016

Kurasa Aku Sudah Gila

Kadang hanya berharap melihat senyummu
Walau hanya dengan lirikan
Kadang hanya ingin mendengar tawamu
Walau dari kejauhan
Kadang ingin menatap wajahmu
Walau hanya dalam bayang

Tiap rasa rinduku
Kuukir dalam barisan kata
Kuucapkan dalam lembaran karya
Karena aku merindukanmu

Kadang timbul amarah
kadang cemburu itu membabi buta
kadang rasa menekan semangat
kadang juga membuai ke angkasa
walaupun ku tahu tak seharusnya ada
tak seharusnya berkibar di angkasa

tiap rasa yang mendera
kupaparkan dalam maya
kuceritakan pada sepi
hanya ini yang bisa kulakukan
karena halangan dua dunia

entah kenapa aku masih berharap
entah kenapa aku masih menunggu
walau kepastian itu mungkin tak ada
walau penantian itu tak berujung
ahhh aku sudah gila


Pagi Poo Sayang........

Poo  sayang...........
Selamat pagi, gimana cara berpakaianku pagi ini? Bagus ga? Ganteng ga? Hehehehehe....... aku sengaja berpakaian seperti ini hanya untuk menarik perhatian kamu.

Yahhh...... mudah-mudahan aja kamu terkesan, walaupun tak terucap dari bibirmu. Aku sayang kamu Poo.

Oh ya... Poo, rambutmu di potong lebih pendek ya? Kenapa? Gara-gara diejek sama Ben ya?

Terlihat lebih dewasa seh, pipi tembemmu lebih menonjol. Jadi terlihat gemukan sekarang. Kamu cantik, manis .... mmmuuuaaaccchhh.

Tapi kalau bisa ntar dipanjangin lagi ya. Aku suka kamu rambut panjang trus bawahnya agak kriwil-kriwil gitu. Ya... sekedar saran seh kalau mau.

Oh ya.. Poo.... sebentar lagi aku pindah tugas. Sepertinya sudah jelas aku akan berpindah tempat tugas. Isunya seh tanggal 18 Agustus nanti sudah berpindah tempat tugas.

Waduhhhh jadi susah ketemunya nanti ya.... ya deh ga pa pa. Ya siapa tau nanti keadaan menjadi lebih baik. Aku berharap kamu akan terus bahagia.

Seperti yang dulu, aku selalu berharap kamu bahagia, aku kan selalu menjagamu dari belakang, selalu mendukung keputusanmu. Dan selalu mengharapkanmu.


Udah dulu ya Poo sayang, lanjutin kerja dulu, sampai jumpa.

Panas

Pagi yang cerah menyapaku
Hembusan semilir angin bangkitkan nafasku
Entah kenapa dada ini terasa panas
Menyengat melebihi terik di siang hari
Bila es balok pun diletakkan di dekatku
Mungkin akan mencair dengan cepat
Musnah hilang tinggalkan embun

Ingin rasanya kembali bersembunyi
Meringkuk pada gelapnya malam
Berteduh pada dinginnya alam
Sadarkan jiwa pada lembutnya cahaya rembulan
Menenangkan hati pada kerlip bintang
Tak ingin lagi bertemu mentari

Kadang berharap hujan turun dengan deras
Cukup deras tuk sembunyikan diri
Meredakan panas dengan dingin airnya
Lindungi mataku dari tetesan yang mengalir
Hingga tak seorang pun tau
Ada hati dan jiwa yang remuk

Entah kenapa...........
Aral apa...........
Aku pun tak mengerti
Tak sanggup memahami
Mengapa panas ini begitu menyengat

Halangi langkahku 

Tengah Malam Merindu

malam tlah larut
jiwa yang lemah tak bergeming
mata yang tak kunjung terlelap
harapan apa yang dinanti
hanyalah janji yang menyiksa diri

mencoba membiarkan semua
melepaskan rasa yang terkekang
tak kan mungkin tersampaikan
percuma karena tak kan bersambut
biarkan esok menjawab semua

hati yang lemah dan semakin melemah
memikul luka dalam diri
ketika rasa mungkinkah bersatu
akankah terjalin indah
bila bukan milikku?

senyuman itu sungguh bahagia
untuk siapakah gerangan?
bukan untukku
ya.... bukan untukku
biarlah bahagia bersamamu

dalam kegelapan malam
dingin yang menjemput pagi
kumenatap bayangmu
jauh di bawah langit sana
kugapaikan tanganku yang tak sampai