Rabu, 06 Juli 2016

Setiap Sore Selalu Kutunggu

Setiap sore selalu kutunggu
Suara mu dan kelakarmu
Setiap sore selalu kutunggu
Setiap lagu yang kamu putarkan
Karena itu penghapus rinduku

Aku pendengar setiamu
Aku pemuja rahasiamu
Dari dulu ketika tersembunyi
Ketika bersama
Hingga sekarang ketika bermusuhan

Kini hanya suaramu kunikmati
Hanya suaramu penghapus rinduku
Menilaimu dari irama suaramu
Memahamimu dari lagu yang kamu putarkan
Walau seringkali tidak berhubungan

Setiap sore selalu kutunggu
Walau kadangkala timbulkan cemburu
Setiap sore selalu kutunggu
Walau terkadang bangkitkan emosi
Namu hanya itu jalan cintaku
Yang kini terhalang badai

Kini hanya suaramu kupeluk
Menemaniku dalam lamunanku
Membelaiku dalam kenangan
Terkadang sakit tapi tak mengapa
Karena ini sudah takdirku

Entah sampai kapan

Ruang Kosong

Seharian aku berusaha berlari
Berkutat pada riuhnya dunia
Bergumul dengan sesaknya jalanan
Menelusuri jejak para petualang
Hanya tuk mengisi ruang kosong di hatiku

Kosong terasa hati ini
Bimbang kurasakan menyiksa diri
Meluluhlantakkan keteguhan
Menghancurkan barisan kepercayaan diri
Mengubur semua semangat jiwaku

Seharian aku berusaha
Seharian pula kutemui kegagalan
Aku tak mampu mengisinya
Seakan kosong bagai angkasa
Tanpa hias awan di langit sana

Kujejali dengan kerja
Kusesaki dengan hiburan
Kupadatkan dengan canda tawa
Namun ruang kosong itu semakin kosong
Semakin tak berujung dan berdasar

Lelah sudah seharian ini
Ingin menyerah dan kibarkan bendera putih
Cukup sudah derita ini
Cukup sudah beban ini

Aku tersiksa sungguh tersiksa

Dongeng Pelaut

Nahkoda kembangkan layar
Kapal kehidupan berlayar kencang
Maju lurus membelah samudra
Menerjang ombak
Menepis badai yang melanda

Kapalku sungguh kuat
Walau satu teman tapi bermakna
mendengarkan keluh buritan
memperbaiki lubang-lubang palka
Namun kini pergi ke bumi borneo

Kapalku yang kuat
Arungi samudra biru kehidupan
Badai gelap tak ciutkan nyali
Semakin besar semakin bersemangat
Perkasa sang kapal tak tagu

Samudra luas tak disangka
Dalamnya laut siapa menduga
Kencang dan lembutnya angin siapa meramal
Arus dalam tak pernah terlihat
Ombak datar hanya penipu dan pembual

Lantunan siren lament merayu jiwa
Teguh sang nahkoda hancur tak berbekas
Lagu perayu laut membenamkan hayal
Menurunkan layar terkembang luas
Menina bobokan dalam dongeng pelaut

Kini kapal ku karam
Di tengah pulau karang tajam
Ciut nyali kan tenggelam ke dasar
Gelap gulita tanpa suar
Kemana dimana pelita kan dicari