Jumat, 05 Agustus 2016

Aaarrrggghhhhh

Aaahhhhh.... amarah ini tak terkendali
Ingin rasanya hancurkan dunia
Tak terkendali bagai kuda liar
Tangan dan kaki ini terasa ringan
Ingin kubungkam dunia
Ingin kuhancurkan semua

Arrrghhhh......... amarah ini menyiksa
Ingin rasanya memecahkan sesuatu
Andai bisa kulemparkan sesuatu
Perih sakit terasa di dada
Kepala ini rasanya mau pecah
Ingin kurobek dada ini

Tak terkendali menguasai pikiranku
Ingin teriak sekencang-kencangnya
Agar lepas semua beban derita
Ingin kuhempaskan saja semua
Agar impas semua yang kurasakan

Tak mampu kumenutupi cintaku padamu
Tak kuasa aku sembunyika rasa sayang padamu
Menahan rindu ini benar-benar tak sanggup
Seperti kehilangan sesuatu
Lalu tak sanggup menemukannya

Ahhhhh.... aku harus bagaimana
Semua ini salahku
Semua ini karena egoku
Arggghhhhh aku kalah......

Aku tak sanggup

Jangan Lupakan

Apa pun yang kan terjadi
Kita saling pernah mengenal
Satu sama lain
Dari hati ke hati

Dari sebuah perasaan kagum
Hingga menjadi rasa lebih besar
Entah harus kusebut apa
Rasa ingin memiliki
Berharap hidup bersama
Ketakutan pada dunia
Terpekur pada keadaan
Namun tulus dalam hati

Aku tak pernah bisa melupakanmu
Tak kan pernah bisa mencampakkanmu
Menunggumu selalu di hatiku
Membencimu sebuah kemustahilan

Kepergianmu yang menyakitkan
Namun sudah selayaknya
Aku pun tak sanggup menahan langkahmu
Karena duri dalam pencarianku

Berada di dekatmu
Mungkin hanya akan menyakitimu
Membebani pikiran dan jiwamu
Lelahkan perjalanan hidupmu
Tak kan pernah biarkan kamu beristirahat

Kubiarkan kamu pergi
Tuk mencari kebahagiaan disana
Namun sematkan di hatimu
Jangan lupakan cintaku padamu

Karna kau selalu dalam hatiku

Perjalanan

Layaknya dalam sebuah perjalanan
Tak selamanya kencang laju kendaraan
Berhenti karena halangan
Pelan karena tikungan
Tersendat karena keramaian

Hidup pulalah yang memberi pilihan
Entah berlari, berjalan santai, atau berhenti
Pilihan bukanlah yang terbaik
Tetapi berikan kesempatan pada dunia
Untuk berputar merubah hari
Ataupun berikan nafas pada sang waktu

Kata bijak tentang pilihan
Entah sebuah guratan tuk sadari diri
Mungkinkah sebuah keputusasaan
Atau untuk berdamai dengan hari
Menyerah pada langkah

Keputusan untuk memilih
Sebuah perjanjian hidup
Adalah pemikiran diri sendiri
Entah tekanan orang lain
Ataupun sudah waktunya seperti itu

Bahkan bersyukur pun pilihan
Entah dimana sang Esa
Bilakah Dia menentukan
Mungkinkah Dia yang menggariskan
Atau hanya ego dan pengabdian

Entah apa pun itu
Perjalanan harus dilalui
Bermakna ataupun tidak
Hanya waktu kan menjawabnya
Bila nanti pada saatnya


Sikap

Aku tak ingin menyalahkan siapa-siapa
Pun juga pada sang waktu
Begitu pula keadaan
Keberanian yang datang terlambat
Dan juga rasa yang tak terkendali

Ketika sebuah rasa itu pergi
Mungkin tlah menghilang
Entah bersembunyi dalam hati
Menunggu tuk dapat tercurah lagi
Ataupun kan terkubur selamanya

Sepi adalah tempat terbaikku
Jalani hari demi harapan
Lanjutkan waktu untuk janji
Lalui pilihan untuk pengganti diri
Biar sepi yang menemani

Biarlah semua seperti ini
Karena mungkin seharusnya
Menikmati, mengagumi, mendambakan
Kan menjadi hari-hariku
Hingga damai menjemputku

Kenanglah semua dalam hati
Walau harapan itu masih ada
Karena kesempatan adalah keajaiban
Bila penantian pada garis cakrawala

Maka aku kan tetap disini