Senin, 13 Juni 2016

Pria Lemah

aku terjebak dilema
hati dan pikiranku berperang dengan hebatnya
keinginan dan kesadaran itu bertolak belakang
logika dan hasrat ini tak sejalan

mungkin benar aku terlalu berlebihan
terlalu mendramatisir situasi
tapi entah kenapa tak sanggup kendalikan
sakit di dada ini tak tertahankan
rindu ini terkadang menjadi amarah

ingin kulepas semua
tentang rasa dan logika
pikiran dan tubuh renta ini
kelelahan tlah melanda setiap sudut pikiranku

aku lemah tak berdaya
pria perkasa itu kini tlah terbaring
rubuh dalam nelangsa hati
terkubur dalam derita jiwa
terluka dalam menangis terperi

sungguh memalukan
sangat menyedihkan
kedudukan, kekuatan tak berguna lagi
harapan itu kini memudar

terbang menjauh bersama hilangnya semangat

#Ekampret

Entah apa yang kurasakan saat ini
Melihat wajahmu tadi di lapangan itu
Apakah ini kemarahan?
Apakah ini kerinduan?
Apakah ini rasa cemburu?
Apakah ini rasa kasihan?
Semua bercampur aduk menjadi satu

Kepala ini terasa berat
Mata ini berkaca-kaca
Dadaku terasa panas dan berdetak kencang
Telinga berdengung tak henti

Ingin teriak sekencang-kencangnya
Ingin menangis sekeras-kerasnya
Sungguh aku tak tau rasa ini
Aku tak mengerti apa yang kurasakan

Pertemuan kita yang tak disengaja
Yang tidak berawal dengan baik

Bersatunya kita tanpa terencana
Tak terduga bisa seperti itu

Namun perpisahan yang sungguh menyakitkan
Sungguh menyesakkan dada
Bahkan menjadi permusuhan

Aku sungguh menginginkanmu
Aku sungguh memerlukanmu

Aku pun tak mengerti kenapa seperti ini
Aku pun tak ingin seperti ini
Hanya hanya seorang tolol
Dan mungkin seorang #ekampret


Gilakah Hambamu

Berkali-kali kucoba pejamkan mata ini
Namun tak sedetik pun terlelap
Berkali-kali pula wajahmu tergambar
Seakan bercanda di pelupuk mataku
Menari-nari di kepalaku

Bangkit dari tidurku
Kusandarkan tubuh ini pada sudut pilar
Mataku menerawang jauh ke atas bintang
Hanya tuk sampaikan rinduku
Mungkinkah terbalaskan

Hampir satu botol menemaniku
Kepalaku pun tak berputar lagi
Perutku pun tak perih lagi
Mungkin sudah bosan dan kebal
Para persentase yang diperbolehkan

Gelas demi gelas masuk lewat mulutku
Berharap kantuk kan menjemputku
Namun sampai bulan melewati kepala
Mataku masih terjaga
bersinar terang seperti bulan di langit

aku merindukan suaramu
aku kangen candamu
aku ingin pelukanmu
aku ingin diciummu
datanglah dalam mimpiku
bahagiakan aku dalam dunia itu
aku sungguh ingin memilikimu

gilakah hambamu ini oh hyang Widhi?