Senin, 19 September 2016

Tentang rasa

Rasa yang disebut dengan cinta
Berikan berjuta impian dan harapan
Begitu indah sehingga melupakan
Sangat menggoda sehingga memabukkan
Sungguh mempesona hingga membuai

Namun rasa itu terkadang kejam
Kadang datang dengan hawa nafsu
Namun kadang pula datang bersama ketulusan
Datang begitu cepat hingga tak berdaya
Dikejar berlama-lama tanpa kuasa
Bertemu sesaat lahirkan bahagia sesaat
Terpisahkan oleh waktu yang berlalu

Apa pun yang kau rasakan
Rasa yang dinamakan cinta
Sungguh indah dan menawan
Terukir dalam menggores kalbu
Sebabkan sakit namun menanti
Seperti puluhan lebah hasilkan madu
Menakuti namun dinikmati
Dibenci namun dinanti

Sebuah rasa yang mungkinkah kusebut cinta
Karena halangan waktu dan keadaan
Terhalang belenggu batas duniawi
Membentuk barisan kenangan indah
Melambungkan jiwa dalam langit harapan
Menenggelamkan hati dalam lumpur siksa

Maka rasa yang kunikmati ini
Harus kusimpan rapat-rapat
Kukunci dengan gembok janji
Yang mengikat erat dalam perjalanan
Hingga fajar menyambut hari
Atau cakrawala menenggelamkan surya

Aku kan tetap disana

Singkat

Heiii.... Poo
Kali ini aku tuliskan perasaan ini lewat cerita singkat di siang hari.

Sebenarnya tadi sudah mencoba menggambarkannya lewat puisi, tapi kok ga nyambung-nyambung katanya jadi kuputuskan untuk membuat dan menggambarkannya lewat tulisan ini.

Tadi saat aku menemani teman kita yang kurus tinggi itu memandu acara dalam ruangan, yahhhh.... seperti biasalah bercanda, dan kadang-kadang nanya kabar kamu. Hehehehe sebenarnya seh berharap kamu merindukan aku, walaupun itu ga mungkin.

Oh ya.... waktu itu tiba-tiba saja di sopir nelpon aku, katanya ada yang perlu ditandatangani. Tanpa curiga sebenarnya aku datang ke ruang sana.

Namun begitu aku akan membuka pintu ruang itu, jelas terdengar suaramu disana, sebenarnya aku ingin kembali saja, ga masuk ke ruangan itu, tapi terlanjur si sopir membuka pintu dan akhirnya aku masuk saja kesana.

Basa basi mu, topengmu sama seperti biasanya, entahlah mungkin kamu sudah terbiasa seperti itu. Tapi tak mengapa, aku hanya mencoba terbiasa dengan tingkahmu.

Oh ya.... kalau boleh jujur, aku berasa di dalam mimpi tadi saat kamu ada di sampingku. Dulu saat kita bersama saat kamu disampingku, pasti ada canda tawa ringan atau paling tidak senyum indahmu menyapa.

Yah... kamu tau sendiri kan tadi, terasa sangat dingin, sungguh sangat dingin, bahkan saat mengambil kertas itu pun tak terasa lagi kehangatan dalam sentuhan itu.

Tapi jujur saja..... pertemuan tadi sedikit mengobati rasa rinduku, karena kamu adalah ketidakmungkinan yang selalu aku semogakan.


Selamat pagi

Menatapmu dari kejauhan
Menikmati pesonamu dari jauh
Cantikmu, anggunmu disana
Angkuhmu, gayamu di kejauhan
Kuresapi bersama rintik hujan di pagi hari
Yang meneduhkan panas mentari

Kubisikkan pada semesta
Yang bergumam rindu pada hujan
Tentang gadis yang kudamba
Bertahun tahun lamanya
Sempat bersama walau singkat
Yang kini seolah menjadi lawanku

Dialah yang membuatku jatuh hati
Dialah yang buatku merindu
Dialah membangkitkan jiwaku
Namun dia juga yang membunuh hayalku
Ya.... dia juga yang menjatuhkanku dari tingginya impian

Wahai langit dan bumi
Dengarkan doaku pagi ini
Hamba yang berdosa ini
Kaummu yang sungguh tak sadar diri ini
Memohon, meminta padamu
Sampaikan salam rinduku padanya
Suguhkan padanya nikmatnya duniawi padanya

Karena dia berhak bahagia
Dia layak tuk nyaman
Lalui perjalanan panjang hidup
Setelah lelahnya berjuang
Atas jerih payahnya bertarung

Dalam arena pergulatan duniawi