Jumat, 22 Juli 2016

Desahan Malam

Rintik hujan turun bersama malam
Mengeluh tubuh yang merenta
Peluk sang dingin getarkan jiwa
Meradang pada tabir masa lalu

Tetes hujan mengalir perlahan
Riuh basahi badan yang mengering
Tersungging senyum manis dalam hayal
Kecupan sang kekasih hangat di bibir
Melewati ruang dan waktu

Komat kamit bibir bergumam
Bukan mantra bukan doa
Baik sajak yang menjadi kata
Berbaris rapi terbang ke angkasa
Kabarkan pada dunia rindu yang tak berbalas

Merenda rasa pada cipta
Jemari menarikan buah-buah karsa
Maka pujangga kan tersenyum
Karena sang bidadari memeluk dalam angan
Ketika jiwa melayang dalam kenangan

Waktu berganti hari berlalu
Kerlip bintang selalu jadi saksi
Terbenamnya mentari pagi
Terbangnya hayal pada waktu

Larutnya perih, benci, cinta dan kerinduan

Cerita di malam Gelap

Getar-getar  bergema di jiwaku
Dawai-dawai hati berdenting keras
Melodi indah tersemat dalam tangga nada
Kumandangkan bait-baik cintaku
Nyanyikan lagu rindu untukmu

Langkah kaki lepas melangkah
Tanpa arah lalui gelap malam
Berharap lelah kan menghentikannya
Hingga mata tak sanggup terbuka
Biar malam berganti pagi

Terhenti pada barisan bintang semu
Berjajar rapi pada dua jalan
Rangkaian pepohonan bersenandung
Disini kenangan itu tercipta
Bersama bintang, bulan yang jadi saksi

Detik waktu berlalu
Malam semakin larut
Bermain kata pada sinar rembulan
Berharap tersampaikan pada kisah indahku
Rinduku kini menekan jiwa

Pada rumput basah kubertanya
Masihkah ada harapan itu?
Mimpikah aku bersanding disana?
Senyum dingin sang embun menjawab
Ini kisah sang pengecut

Pengecut layak dikebumikan
Pada pusara keterpurukan
Bangkit segan tak bertenaga
Terbaring pun percuma saja



Biarlah ............

Jurang lebar tak kan jadi halangan
Gunung tinggi kan kudaki
Tingginya sang rembulan pasti kugapai
Dalamnya lautan tak kan menghalangi
Jauhnya jarak pasti kulalui

Tingginya rintangan pasti kulompati
Besarnya ancaman tak kan menakutiku
Batas-batas norma pasti  kan kutaklukkan
Dunia dunia kan kuseberangi
Tusukan tajam cibiran kan kuhadapi

Kugambarkan kemauan kerasku dulu
Kuceritakan kuatnya keinginanku dulu
Agar paham dan tak curiga
Agar mengerti tak berburuk sangka
Agar tau tanpa menduga

Kini kumusnahkan dengan diamku
Kini kupendam dalam semuku
Kini kulalui dengan acuhku

Bukan karena aku mengikhlaskan
Bukan karena aku rela

Namun karena tangan tak sanggup menjaga sendiri
Karena kaki tak mampu melangkah sebelah
Dunia tak kan nyata bila hanya satu

Sakit ini biar menjadi sakitku
Derita ini biar menjadi deritaku
Usahlah kasihani diriku
Karena ini hanya aku

Entah kamu mengerti ataupun tidak

Maaf ya.............

Untukmu POO.........
Jujur saja aku terkejut saat kau panggil namaku, dan bertanya soal acara itu. Ada rasa bahagia menyelimuti hatiku, benar-benar bahagia. Muka ini rasanya panas, ingin rasanya berteriak lantang. Aku sangat bahagia POO........... Setelah sekian lama aku menunggu panggilan itu, kini aku mendengarnya lagi. Aku Sangat Bahagia.

Saking bahagianya hatiku, mata ini tak sanggup tuk menatapmu, rasanya bibir ini tak mampu mengucapkan kata-kata. Tapi karena disana sedang ramai, aku menguatkan hati dan jiwa ini tuk menjawab semua pertanyaanmu. Entah aku harus bagaimana menggambarkan perasaan yang sangat bahagia ini, tapi sungguh aku sangat bahagia. Percayalah........

Namun dalam hatiku ada rasa keengganan tuk bertatap muka dan berbicara padamu. Entah rasa kesal atau malu yang kurasakan, sungguh... aku belum sanggup tuk berbicara padamu.

Aku tidak marah padamu, aku tidak kesal padamu, sungguh ..... bahkan aku sama sekali tidak ada dendam denganmu. Tapi entah mengapa aku merasa belum sanggup.

Kamu yang sudah memberi banyak harapan padaku, bahkan beberapa kata-katamu masih terngiang di telingaku. Kini harus aku anggap semua itu tidak pernah terjadi? Aku belum bisa. Dan entah kapan aku bisa seperti itu.

Maafkan aku, aku hanya belum sanggup berbicara banyak denganmu. Terima kasih........ aku hargai niat baikmu tuk kita bisa biasa tanpa ada tedeng aling-aling yang lain. Sekali lagi terima kasih, walaupun itu entah inisiatifmu sendiri ataupun karena tekanan, desakan, atau semacamnya dari orang lain yang kamu percayai.

Biarlah seperti ini...... aku hanya belum sanggup, rasa egoku tuk memilikimu masih sangat besar, sungguh-sungguh besar hingga aku tak sanggup tuk menutupinya. Biarlah lewat tulisan-tulisan ini aku gambarkan semua perasaanku kepadamu.


Aku mencintaimu POO, menyayangimu. Sungguh...... maafkan aku bila aku seperti ini. Maaf.....

Aku Masih Aku

Lembut sinar sang fajar menyapa
Bhagaskara merekah di lagit timur
Suara burung menyambut pagi
Ayam dan keluarganya sibuk mencari makan
Para manunia dengan akuhnya berlalu


Angin dingin menusuk kulit
Tandakan kehidupan masih berjalan
Lambai dedaunan tarikan tari penyambutan
Ya...... pagi tlah tiba
Hari baru sudah dimulai

Barisan awan kelabu rapat di langit
Sang pujangga berkata
“mendung tak berarti hujan”
Tapi jika hujan tiba
“maka berlindunglah dari tangismu”

Pagi tlah dimulai
Hari pun kan segera berganti
Melangkah maju tak henti
Roda waktu kan menggilas jiwa-jiwa lemah
Menyeret luka-luka hati yang terpuruk

Nafas masih memburu
Berhembus sekuat sang bayu
Detak jantung masih terdengar
Melompat sekuat gerak sang awan
Maka selama itu harapan kan ada
Maka selama itu impian kan ada
Menjaganya walau hanya diam
Merawatnya walau hanya acuh
Hanya kata demi kata
Demi sebuah harapan

Film Korea "Signal"

Heiiii pooooo. Selamat pagi.......
Gimana udah bangun? Ikut olah raga pagi bersama ga?
Ya....... seperti biasa aku ga ikut, alasannya malas seh ... hehehe

Eh ya..... aku mau cerita tentang semalam. Karena aku ga bisa tidur akhirnya aku bongkar-bongkar tempat CD, maunya seh nontok Film “Time Slip Dr. Jin” pas ketemu eh, dibelakangnya ketemu film “The Signal”, karena belum pernah ditonton dari baru beli, aku coba nonton itu. Rencananya nonton episode awal sama akhirnya saja, tapi ternyata seru, jadi sampai tadi jam 03.00 masih nonton, lumayan ngilangin pikiran.

Jadi inti ceritanya gini :
“ini cerita tentang Polisi yang bisa bicara dengan Polisi di masa lalu lewat HT, sampai sekarang aku juga belum bisa mengerti kenapa mereka bisa komunikasi. Jadi ceritanya ada banyak kasus yang belum terselesaikan di masa lalu yang kemudian berlarut-larut sampai ke masa sekarang. Berkat komunikasi kedua Polisi itu akhirnya banyak kasus terselesaikan, salah satu contohnya Pembunuhan berantai. Namun ternyata di salah satu kasus ,,,,,,,,, ternyata Pimpinan Polisi di masa sekarang terlibat kasus pembunuhan. Jadi ceritanya Polisi di masa lalu yang di ajak komunikasi lewat HT itu sebenarnya dibunuh oleh Pimpinan Polisi di masa sekarang. Jadi nanti ketahui gitu deh”

Lumayan ceritanya... tapi karena alurnya maju mundur jadi nontonnya harus serius. Hehehehehe. Tapi menarik seh ada yang lekat di pikiran saya sampai pagi ini, sama seperti cerita di Film “Time Split Dr. Jin” itu begini : apa yang sudah berjalan di masa lalu, sepertinya memang harus berjalan seperti itu, namun kalau kita terlibat dalam urusan masa lalu itu, sepertinya ada yang harus kita selesaikan tanpa harus merubah alur. Dalam penyelesaian itu mungkin banyak akan ada pengorbanan, tetapi tetap harus diselesaikan demi kebaikan di masa depan. Tapi seperti yang saya bilang tadi alur tidak boleh di rubah , yang harusnya mati tetap harus mati, yang harusnya hidup harus tetap hidup, bencana di masa lalu mungkin sudah jalannya, bencana di masa sekarang memang sudah takdirnya. Hanya yang perlu diperhatikan bila di masa sekarang kita terlibat di urusan di masa lalu, sepertinya perbaikan untuk kelanjutan di masa depan harus dilakukan. Perbaikan itu hanya bisa kita ketahui setelah kita menjalaninya, dan kita mungkin tidak akan pernah tau mana yang seharusnya mana yang tidak sebelum kita menjalani. Nahhhh ruwet kan hahahahahaha.

Ahhhh cerita tentang film jadinya pagi-pagi....... sana nyapu.... mandi........ berhias yang cantik. Lanjut berangkat kerja ya sayang....... CU

Seperti cerita di Film itu apa pun yang terjadi diantara kita tidak pernah saya sesali, jika memang kesalahan atau dosa sekali pun saya siap untuk mempertanggungjawabkannya. Apakah urusan 6 (enam) tahun itu harus saya selesaikan, entah ini sudah selesai atau belum, aku akan jalani. Yang jelas dalam hatiku aku sungguh-sungguh mencintai kamu.

Aku pengen kamu bahagia disana. Tapi bolehkan aku untuk tetap berharap, mungkin terkesan tidak tau diri dengan keadaan saya sekarang. Tapi inilah isi hati saya.


Makasi ya sayang. Love You. Semoga sukses, Semoga Bahagia.