Senin, 01 Agustus 2016

Ketika Malam Tiba

Malam semakin menguasai langit
Aku masih meringkuk pada kesal
Gelap langit berpadu pada kelamnya hati
Menutup semua indera dan rasa
Sepi, sunyi namun mencekam jiwa

Nalar manusia tak berbatas
Rasa manusia sedalam samudra
Pikiran manusia seliar alam
Hati manusia seganas lava pijar
Siapa yang mampu mengendalikan

Siapa pengecut
Siapa pembual
Siapa penipu
Siapa licik
Entah setiap logika dan penalaran
Lahir dari sudut pandang berbeda

Kaca benggala
Kata sang pujangga
Bercermin pada kisah hidup manusia
Perjalanan yang tak pandang perjuangan
Hanya melaju seperti angin
Tak mampu berputar arah
Hanya keajaiban yang membelokkan

Aku yang menangis tanpa suara
Teteskan air mata kering
Berteriak tanpa nada
Bersandar pada hembusan sang bayu

Menitipkan kerinduan pada satu

Entah apa yang kurasakan ini

Sejujurnya hingga malam ini aku masih belum bisa melupakan yang terjadi tadi siang. Gayamu bercerita, nada suaramu bercerita seolah-olah mengejekku yang terdiam membisu tanpa bisa berkata apa pun di hadapanmu.

Entahlah aku merasa sangat kesal, bahkan sampai di rumah aku berusaha tidur, sengaja tidur untuk melupakan itu, tapi ternyata malah terbawa ke alam mimpi.

Hingga aku menulis itu pun, rasanya masih terngiang di telingaku, apalagi senyuman, candaan, dari teman-teman yang seolah-olah mengejekku.

Sungguh aku merasa benar-benar kesal. Entalah dia masih sangat bebas berbicara denganmu, bercanda denganmu, dan mungkin menggodamu sedangkan aku benar-benar tertutup mata, mulut dan telingaku.

Rasanya tidak mungkin sekelas si bulan sampai menyakan rapat denganmu. Apa hubungannya denganmu? Kemudian sampai lupa tanggal dan waktu? Logiskah itu?

Saya hafal betul dengan gaya-gayanya, jadi itu hanya alibinya saja untuk dapat menggodamu. Aku kira pun kamu menyadarinya. Benar menyadarinya. Tapi apakah kamu pura-pura tidak tau atau sengaja tidak tau, entahlah.......

Apa pun itu, ini sudah terjadi, mungkin sudah garis kehidupanku seperti ini, aku hanya bisa menerimanya, dan berharap suatu saat nanti akan datang sebuah keajaiban untuk mengisi dan mengabulkan harapanku.


Selamat malam, dan terima kasih jika kamu benar-benar masih membaca blog yang berisi curahan hatiku. Aku merindukanmu, sungguh merindukanmu sayang. Sampai jumpa satuku sayang
Dengan sombongnya dirimu bicara tentang si Bulan dengan keras.
Padahal aku selalu mendengarmu
Rasa kesal di hati ini menggebuku
Ingin rasanya menghancurkan sesuatu
Namun kutahan demi untukmu

Kepalaku sakit sungguh sakit
Dada ini sesak hingga tak bernafas
Rasanya mata ini tak kuat membendung lagi
Kutakut menetes mengalir di pipi

Biarlah aku melangkah pergi
Biarlah aku yang mengalah
Berbahagialah disana
Dengan semua
Dengan apa yang kamu alami

Aku hanya bisa mendengar
Menonton semua tentangnya
Biarlah aku seperti ini
Bagai kerikil di jalan raya

Seperti lampau
Bukannya cemburu karena bukan hak ku
Hanya merasa tidak nyaman

Sudahlah semua sudah terjadi 

Cerita Siang Ini

debur ombak siang ini menderu
menari bersama hembusan angin
terduduk diam menerawang ke kejauhan
hanya berbatang rokok menemani
andai kamu disisiku sayang........

terbayang mimpi semalam
entah gundah entah bahagia
hanya terdiam melayang angan
biarlah tersimpan di hati

seperti melati di taman indah
tetaplah mewangi disana
aku kan tetap menikmati
di ruang batas pagar berduri
gerak dan harummu kan di hati

suaramu kan kucari di angkasa
bayangmu kan kunikmati semu
gerakmu kan kubingkai dalam sudut mata
canda tawamu kan kuhayalkan mimpi

kenangan dan cinta ini
kini berada di antara jurang jurang
melangkah maju percuma
mundur pun berkalang sesal

hanya berdiri dan membisu

Mimpiku Semalam

Selamat pagi POO............

Udah bangun kan? Udah pastinya ya kan....... udah selesai nyapunya? Segera mandi habis itu sembahyang... hahahahaha padahal saya aja ga pernah mau sembahyang lagi sekarang. Trus ke kantor mungkin ada pengecekan pegawai hari ini lagi.

Oh ya Cuma mau cerita pagi ini. Semalam saya mimpi, yaahhh walaupun tiap hari mimpi tentang kamu, tapi karena mimpi ini cukup seru jadi saya ceritain ya.....

Gini ceritanya..........
Ceritanya saya ketemu mantan kamu yang kerja di Bank itu lo..... terus kami ngobrol lama, sampai akhirnya kami menceritakan perasaan kami masing-masing ke kamu. Yahhh sama-sama taulah bahwa kami itu sangat mencintai kamu. Terlepas dari kesalahan dan status kami.

Setelah bercerita banyak, trus dia cerita...... bahwa kamu sekarang sudah bahagia sama pacar barumu, yang dijodohkan sama  orang tuamu itu.

Katanya kamu sama pacar kamu yang baru itu pernah telponan sampai berjam-jam lamanya. oh ya... katanya kamu sudah mau baikan sama dia (pacar kamu yang di bank itu).

Trus dia juga cerita bahwa kamu sudah sering jalan berdua sama pacar baru kamu itu.  Eh ya.... hampir lupa.... katanya pacar kamu itu umurnya lebih kecil dari kamu. Makanya kamu sering manggil dia adik (ahhh entahlah......) rasanya itu yang aku liat lewat mimpi)

Yahhh. Dalam mimpi aku Cuma menimpali beberapa kali aja ceritanya.

Ya udah dulu ya.... mau persiapa kerja dulu. CU ya walaupun nanti sampai di kantor mungkin kita tidak akan bisa saling bertatap mata, tidak bertegur sapa. Apalagi bermimpi seperti harapanku, karena benar-benar mustahil.

Yahhhh.... seperti dalam mimpi itu aku bilang ke E.... beginilah nasib cintaku yang aku pendam  bertahun-tahun yang tak berani kuungkapkan.


CU sayang poo, satuku.......... mmmuuuaaaahhhhh