Sabtu, 14 Mei 2016

Langkahku

Entah harus seperti apa?
Entah harus bagaimana?
Melangkah ke depan tanpa arah
Sendiri bersama hebusan angin

Dingin punggung menusuk jantung
Tatap kosong pada misteri nasib
Kemana akan ku melangkah?
Apa yang kan terjadi di depan?
Akankah terjawab semua?

Rasa sayang dan Kerinduan
Memeluk erat hati dan jiwa
Bersamanya juga lahir
Keraguan dan kebencian
Mungkinkah hanya cemburu dan dugaan?

Aku harus bagaimana?
Mengobati hati dan jiwa
Terperangkap pada khayalan bersama
Pada impian dan harapan kosong
Terbuat dari jalinan singkat
Harusnya terpendam bukan terungkap

Aku tak mampu membenci
Hanya lelah pada diri sendiri
Tak kuat memendam perasaan
Walau enam warsa kutahan

Sungguh tak terduga

Butiran debu

Siapakah aku?
Apakah diri ini?
Mengapa diri ini seperti ini?
Bertanya pada langit dan bumi
Ungkapkan perasaan terpendam dalam hati

Lelah menatap pelangi
Setelah hujan yang kuhentikan kemarin
Lindungi tubuh hingga tak basah dari air
Hingga kesal musnah dari hati
Mungkinkah kau menyadarinya?

Menanti jawaban atas tanya
Melangkah kedepan bersama dekapan kerinduan
Membuka potensi walau terlambat
Guna menutup lubang hati
Aku kan terus berlari
Mengenang indah bersama pelangi

Mungkinkah diri ini hanya butiran debu
Timbulkan alergi berkepanjangan
Menutup hidung adalah utama
Hindari debu yang menyakitkan
Sungguh tak kusangka

Butiran debu yang menyiksa
Menyiksa hidung dan paru-paru
Membawa luka pada tiap keringat
Maka layak dihindari dan dibenci

Musnahkan semua karena hanya debu