Tulisan ini kutulis, kubuat bukan untuk
mengubah jalan fikiranmu, hal yang sama seperti yang aku lakukan dengan
bersuara lantang di ruangan, sama sekali bukan untuk mempengaruhi jalan
pikiranmu, hanya saja bagiku penting untuk menyampaikan padamu bahwa ada
pandangan yang berbeda dan penting untuk dicermati, karena kurasa layak tuk
dipertimbangkan.
Mengenai investasi dalam bentuk simpanan
atau apalah namanya yang kamu dan teman-teman ikuti itu bagi saya dan mungkin
sudah disadari, bahwa sangat tidak masuk akal, bukankah di kota kita, seingat
saya sudah tiga kali kejadian modus penipuan seperti ini, tidakkah menjadi
pertimbangan dalam pengambilan keputusan?
Sekali lagi tulisan kali ini bukan untuk
mengacaukan jalan pikiranmu, karena seperti janjiku, apa pun keputusan dan
langkahmu aku adalah orang yang tetap mendukung keputusanmu. Begini kenapa
tidak masuk akal. Dengan penyetoran uang Rp. 125.000,- satu kali periode,
kemudian 8 bulan nya akan memperoleh pengembalian sebesar Rp. 60.000,-
selanjutnya 8 bulan kemudian akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp.
10.000.000,- dipotong administrasi Rp. 3.000.000,- selanjutnya pada jangka
waktu tertentu akan kembali mendapatkan benefit sebesar Rp. 40.000.000,- sampai
dengan berapa kali lah itu. Kurasa sangat tidak masuk akal, karena Bank sebagai
satu-satunya rentenir yang dilegalkal pemerintah juga tidak akan mampu
memberikan keuntungan sebesar itu.
Taruhlah ini usaha dengan cara arisan. Pada
periode pertama saya masih yakin 70% bahwa setiap orang akan mendapat pengembalian
dana yang Rp. 60.000,- tetapi selanjutnya saya masih sangat ragu 99% setiap
orang akan mendapatkan benefit yang dijanjikan per periode itu.
Begini secara kalkulasi ketika mendapat pengembalian
dana sebesar Rp, 60.000,- berarti setiap orang masih punya sisa dana sebesar Rp
125.000,00 – Rp. 60.000,00 = Rp. 65.000,00. Nah pada periode pertama setiap
orang kan dijanjikan Rp. 10.000.000,00 – Rp. 3.000.000,00 = Rp. 7.000.000,00.
Karena ini sistemnya arisan dan setiap
orang hanya punya Rp. 65.000,- maka untuk mencapai Rp. 7.000.000,- maka peserta
yang harus ikut untuk menutupi kebutuhan benefit per orang adalah Rp.
7.000.000,- : Rp. 65.000,- = Rp. 107,69 (108 orang).
Permasalahannya jika ini sistem arisan
maka harusnya sistemnya bergilir menerima, kalau sistemnya bergilir maka
periode ini tidak masalah. Namun bila saja ini sistemnya semua orang akan
menerima pada periode yang sama maka harus ada grup lain yang periodenya
berbeda dengan grup pertama yang pesertanya minimal sama dengan grup yang lain.
Jadi harus saling menutupi antar grup (berjumlah minimal 108 orang per grup).
Jika itu terselesaikan oke lah masih
bisa diterima dengan logika matematika, tetapi uang yang Rp. 40.000.000,- dan
benefit dengan jumlah yang lebih besar pada periode berikutnya maka akan lebih
rumit perhitungannya. Uang siapa yang akan dikorbankan dan siapa yang akan
merima lebih dahulu karena penyetoran Rp. 125.000, - hanya dilakukan sekali.
Jadi demikian mungkin logika matematika
ekonomi saya, mungkin sebaiknya dipertimbangkan lagi dengan berdiskusi dengan
sarjana ekonomi temanmu itu. Oh ya. Jika saja ini bagimu adalah sejenis buang
sial atau menganggap sebagai kalah judi, tetap saja bagiku sangat aneh,
Pertama,
kalau
saja ini buang sial, lebih baik uang itu kamu berikan atau sumbangkan pada
senior perempuan yang saya tidak sukai itu, bukankah bisa digunakan untuk
membelikan makanan tambahan untuk anak-anak.
Kedua,
jika
ini dianggap kalah judi, bukankah kalau judi akan ada menang kalah, maksimal
dengan peluang kemungkinannya adalah 50%. Jika dalam periode ini seperti yang
sudah saya tulis di atas bukankah ketika sisa dana yang Rp. 65.000,- akan
menunggu 1,5 tahun dan ketika uang periode pertama itu tidak di tranfer maka
kita tidak akan mengetahui apakah kita menang atau kalah, hanya terus menanti
dan menanti.
Ketiga,
jika
ini sudah disadari bersama mengapa harus diikuti? Ini sangat aneh, ataukah
memang dengan suka rela menyumbangkan uang untuk memperkaya orang lain,
pengepul arisan ini atau perencana arisan ini?
Okelah kalau ini sudah menjadi
keputusan, hanya saja saya tidak mau memberikan atau menyumbangkan uang tidak
jelas, bagaimana kalau nanti uang itu akan digunakan untuk perbuatan teror atau
menyakiti orang lain.
Jadi berulang kali saya sampaikan,
tulisan ini tidak bermaksud untuk merubah keputusanmu, hanya saja perlu
dipertimbangkan, mengingat berbagai alasan di atas, saya selalu berdoa untuk
kebaikan, dan kebahagiaanmu. Mudah-mudahan kamu selalu dalam perlindungannya,
karena aku masih sangat merindukanmu. Salam Penyu mu
