Senin, 19 Desember 2016

Arisan Mustahil

Tulisan ini kutulis, kubuat bukan untuk mengubah jalan fikiranmu, hal yang sama seperti yang aku lakukan dengan bersuara lantang di ruangan, sama sekali bukan untuk mempengaruhi jalan pikiranmu, hanya saja bagiku penting untuk menyampaikan padamu bahwa ada pandangan yang berbeda dan penting untuk dicermati, karena kurasa layak tuk dipertimbangkan.

Mengenai investasi dalam bentuk simpanan atau apalah namanya yang kamu dan teman-teman ikuti itu bagi saya dan mungkin sudah disadari, bahwa sangat tidak masuk akal, bukankah di kota kita, seingat saya sudah tiga kali kejadian modus penipuan seperti ini, tidakkah menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan?

Sekali lagi tulisan kali ini bukan untuk mengacaukan jalan pikiranmu, karena seperti janjiku, apa pun keputusan dan langkahmu aku adalah orang yang tetap mendukung keputusanmu. Begini kenapa tidak masuk akal. Dengan penyetoran uang Rp. 125.000,- satu kali periode, kemudian 8 bulan nya akan memperoleh pengembalian sebesar Rp. 60.000,- selanjutnya 8 bulan kemudian akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 10.000.000,- dipotong administrasi Rp. 3.000.000,- selanjutnya pada jangka waktu tertentu akan kembali mendapatkan benefit sebesar Rp. 40.000.000,- sampai dengan berapa kali lah itu. Kurasa sangat tidak masuk akal, karena Bank sebagai satu-satunya rentenir yang dilegalkal pemerintah juga tidak akan mampu memberikan keuntungan sebesar itu.

Taruhlah ini usaha dengan cara arisan. Pada periode pertama saya masih yakin 70% bahwa setiap orang akan mendapat pengembalian dana yang Rp. 60.000,- tetapi selanjutnya saya masih sangat ragu 99% setiap orang akan mendapatkan benefit yang dijanjikan per periode itu.

Begini secara kalkulasi ketika mendapat pengembalian dana sebesar Rp, 60.000,- berarti setiap orang masih punya sisa dana sebesar Rp 125.000,00 – Rp. 60.000,00 = Rp. 65.000,00. Nah pada periode pertama setiap orang kan dijanjikan Rp. 10.000.000,00 – Rp. 3.000.000,00 = Rp. 7.000.000,00.

Karena ini sistemnya arisan dan setiap orang hanya punya Rp. 65.000,- maka untuk mencapai Rp. 7.000.000,- maka peserta yang harus ikut untuk menutupi kebutuhan benefit per orang adalah Rp. 7.000.000,- : Rp. 65.000,- = Rp. 107,69 (108 orang).

Permasalahannya jika ini sistem arisan maka harusnya sistemnya bergilir menerima, kalau sistemnya bergilir maka periode ini tidak masalah. Namun bila saja ini sistemnya semua orang akan menerima pada periode yang sama maka harus ada grup lain yang periodenya berbeda dengan grup pertama yang pesertanya minimal sama dengan grup yang lain. Jadi harus saling menutupi antar grup (berjumlah minimal 108 orang per grup).

Jika itu terselesaikan oke lah masih bisa diterima dengan logika matematika, tetapi uang yang Rp. 40.000.000,- dan benefit dengan jumlah yang lebih besar pada periode berikutnya maka akan lebih rumit perhitungannya. Uang siapa yang akan dikorbankan dan siapa yang akan merima lebih dahulu karena penyetoran Rp. 125.000, - hanya dilakukan sekali.

Jadi demikian mungkin logika matematika ekonomi saya, mungkin sebaiknya dipertimbangkan lagi dengan berdiskusi dengan sarjana ekonomi temanmu itu. Oh ya. Jika saja ini bagimu adalah sejenis buang sial atau menganggap sebagai kalah judi, tetap saja bagiku sangat aneh,

Pertama, kalau saja ini buang sial, lebih baik uang itu kamu berikan atau sumbangkan pada senior perempuan yang saya tidak sukai itu, bukankah bisa digunakan untuk membelikan makanan tambahan untuk anak-anak.

Kedua, jika ini dianggap kalah judi, bukankah kalau judi akan ada menang kalah, maksimal dengan peluang kemungkinannya adalah 50%. Jika dalam periode ini seperti yang sudah saya tulis di atas bukankah ketika sisa dana yang Rp. 65.000,- akan menunggu 1,5 tahun dan ketika uang periode pertama itu tidak di tranfer maka kita tidak akan mengetahui apakah kita menang atau kalah, hanya terus menanti dan menanti.

Ketiga, jika ini sudah disadari bersama mengapa harus diikuti? Ini sangat aneh, ataukah memang dengan suka rela menyumbangkan uang untuk memperkaya orang lain, pengepul arisan ini atau perencana arisan ini?

Okelah kalau ini sudah menjadi keputusan, hanya saja saya tidak mau memberikan atau menyumbangkan uang tidak jelas, bagaimana kalau nanti uang itu akan digunakan untuk perbuatan teror atau menyakiti orang lain.


Jadi berulang kali saya sampaikan, tulisan ini tidak bermaksud untuk merubah keputusanmu, hanya saja perlu dipertimbangkan, mengingat berbagai alasan di atas, saya selalu berdoa untuk kebaikan, dan kebahagiaanmu. Mudah-mudahan kamu selalu dalam perlindungannya, karena aku masih sangat merindukanmu. Salam Penyu mu