Kamis, 26 Mei 2016

Tentang Kegelisahan Hati

Ketika pagi menyapa dunia
Kulangkahkan kaki dengan percaya diri
Berjalan dengan pasti menuju kesana
Semua sudah tersusun rapi
Dan akan kukerjakan semua segera

Namun tiba di halaman itu
Entah darimana datangnya ketakutan itu
Entah menghilang kemana keberanian itu
Kepercayaan diri yang membumbung tinggi
Menghilang tanpa jejak di telan kegelisahan

Sanggupkah aku menatapnya
Kuatkah untuk tak menyapanya
Beranikah aku mengacuhkannya
Perdebatan dalam hati membahana di siang hari

Aku mundur teratur
Meninggalkan halaman itu
Pergi menjauh mengikuti kata hati
Memenuhi panggilan alam yang membimbingku

Tersadar aku ketika hawa dingin menusuk kulit ini
Tersadar aku ketika lebatnya pinus menutupi matahari
Tersadar aku ketika riuh serangga menyambutku
Dan burung-burung berterbangan di atas langit

Termangu aku di puncak tinggi ini
Terdiam aku di sela-sela pepohonan ini
Kubiarkan serangga menertawakan aku
Yang bersandar pada batang pohon yang rapuh

Tetes embun membasahi kepalaku
Kubiarkan tuk dinginkan panasnya isi kepalaku
Di puncak tinggi ini aku termenung
Mengapa langkahku demikian lemah

Sungguh aku terlalu lemah
Menerima semua kenyataan ini
Bagai mimpi semalam terhapus oleh kokok ayam jantan
Bagai panas setahun dihapus hujan sehari

Aku masih merindukanmu
Aku masih menyayangimu
Aku masih mengharapkanmu
Pada alam ini kuceritakan
Tentang semua derita hati
Dan kesepian jiwa

Yang melanda diriku yang lemah ini

Terjaga dari Tidur

Angin dingin memelukku erat
Buat tulang-tulang di tubuh ini berderit
Tubuh yang mengering ini bergetar hebat
Terjaga dari tidurku lelap

Kesal menyelimuti hati ini
Karena hanya dalam mimpi bernafas lega
Melihatmu tersenyum dan tertawa padaku
Bercanda riang denganku seperti dulu

Entah kenapa pikiran ini melemah
Aku pun tak tau pikiran ini begitu rapuh
Rasa yang kupendam bertahun-tahun lamanya
Musnah, hancur dalam beberapa bulan

Semua rahasia yang kupunya untukmu
Tergali dan terbongkar sudah
Sungguh ingin kupendam lagi
Tapi rasa sakit di dada ini melebihi keinginanku
Ataukah aku kini tak punya tenaga lagi
Tak punya keinginan lagi untuk memendamnya
Karena aku sangat mengharapkanmu

Kini mungkin aku hanya angin lalu bagimu
Yang berhembus dan berlalu begitu saja
Seperti kerikil kecil yang terhempas di jalanan
Seperti daun kering yang tak hasilkan apa lagi

Kini aku hanya merindukanmu
Hanya bisa terus mengharapkanmu
Hanya bisa menatap punggungmu
Hanya mampu memeluk bayangmu
Dalam gelap kehidupanku

#Ekampret