Selasa, 29 November 2016

Paradoks (2)

Aku mencintaimu
Sungguh kukucapkan dari dalam hatiku
Tanpa sedikit pun kebohongan dari hatiku
Meskipun ku tahu ku tak pantas untuk itu
Namun saat yang bersamaan aku juga kecewa padamu
Saat kau datang membawa harapan
Lalu pergi ketika aku sedang meninggi

Saat ini seperti hari-hariku sebelumnya
Aku sangat merindukanmu
Sungguh-sungguh merindukanmu
Pelukanmu yang hangat di tubuhku
Kecup lembut bibirmu
Indahnya perhatianmu pada diri yang sendiri ini
Manisnya kasih sayangmu padaku
Selalu membekapku dalam dan semakin dalam
Namun saat yang bersamaan
Aku ingin menjauh darimu
Melupakanmu, menghapus semua dari ingatanku
Semua demi kebahagiaanmu

Hari-hari yang terus berlalu
Siang malam pun terus bergantian
Perdebatan panjang dalam batinku
Tak pernah terselesaikan
Tanpa henti menggangguku
Silih berganti berdengung di telingaku

Mungkin semua memang harus terjadi
Harus kualami semua beban ini
Agar tersampaikan semua perasaan ini padamu
Yang tersembunyi bertahun-tahun lamanya
Hingga nanti tak ada penyelasan di hatiku
Tak menjadi ganjalan di hatiku
Walau derita ini kan ku bawa sampai akhir

Berharap waktu kan mengobati batin dan jiwaku

Bintang Timurku

Selamat pagi bintang timurku
Ya.. aku lebih suka menyebutmu bintang timur
Daripada menyebutmu bintang selatanku
Walaupun bintang selatan adalah petunjuk arah
Bagi para pelaut yang kesepian
Tapi bagiku....
Bintang timurku adalah pemberi harapan
Kala rasakan kesepian, kekalutan, bahkan keputus asaan

Seperti dulu kehadiranmu
Bersama sang fajar memberikan harapan
Memberikan semangat baru
Pada pecundang lemah yang pura-pura perkasa

Kamu juga adalah shampooku
Bukan karena namamu yang menunjukkan itu
Tapi karena hadirmu berikan kesegaran kepalaku
Hilangkan semua kegerahan
Rasa panas membara yang menerpa

Selamat pagi untukmu
Semoga hari indah milikmu
Maka aku kan tetap disini
Menatap bintang timurku dari kejauhan
Menikmati setiap terang dan redup kerlipmu
Diantara berbagai pelita disana

Tetaplah indah disana
Tetaplah mempesona disana
Karena aku yang memujamu
Karena aku yang mengharapkanmu
Walau tangan ini tak sampai
Doa ini tak terkabulkan
Tetaplah indah disana
Menjadi pelita indahku
Berikan teduh pada mata, kepala, dan hatiku