Selasa, 26 Juli 2016

Aku cuma iri

Hei poo......
Selamat siang, kamu lagi apa lagi dimana ne?
Oh ya... boleh ga aku bilang iri, soalnya kalau cemburu kan ndak boleh ya? Hmmm trus kalau cemburu juga apa hak aku tuk cemburu.

Ya deh.... bahasanya iri aja ya.
Ya aku iri dengan yang bernama si Bulan itu. Soalnya dia masih enak ya, bisa berkomunikasi sama kamu. Yahhh... seperti itulah dia lebih enak bisa tau keadaan kamu. Mata dan telinganya masih bisa menikmati kamu.

Sedangkan aku benar-benar buta dan tuli. Walaupun singkat komunikasi kalian tapi tetap saja buat aku iri. Aku benar-benar iri, tapi setelah aku pikir-pikir mungkin karena kesalahan aku lebih besar makanya aku ga berhak lagi, ya .... ga pa apa lah. Nasib namanya.


Sudah deh... mau bilang itu aja.  Aku kangen kamu Poo, kangen kebersamaan kita. Kapan pun kamu perlukan aku datanglah, telponlah, atau seperti apa pun aku pasti datang membantumu. Aku berjanji.

Terima Kasih

Luka di hatimu mungkin tlah sembuh
Hari-harimu tlah dihiasi rayu dan perhatiannya
Merangkai kenangan-kenangan bersama
Merajut mimpi dan masa depan
Jalani hari dengan rayu dan perhatiannya

Senyummu sudah terlihat indah
Bermekaran bagai indahnya bunga mawar
Merekah dan bersemi bersama hari
Tawamu pun sudah riang
Tak ada beban dalam nada-nadanya

Aku yang acuh namun memperhatikanmu
Aku yang tak melihat tapi memandangmu
Aku yang tak perduli namun mendengarmu
Aku yang tak menyentuh namun menyayangmu
Aku yang tak patas namun mencintaimu

Hanya mampu berucap
Sampaikan rasa terdalam dalam barisan kata ini
Jujur dari dalam palung hatiku

Terima kasih atas semua kenangan kita
Terima kasih atas semua cintamu yang tlah berlalu
Terima kasih atas semua sayangmu yang tlah hilang
Terima kasih atas semua perhatianmu yang membangkitkanku

Aku tak pernah menyesal tlah mengutarakan
Aku tak pernah menyesal tlah menemukanmu

Kenangan dan semua tentang kita
Kini kupatri dan kusimpan rapat-rapat dalam peti hatiku
Bersama perih dan sakit di dada ini
Aku kan lalui hari dan pergi menjauh

Kulakukan untukmu karenamu

Terkadang Hidup Itu

Terkadang hidup bagai sepotong lemper
Pengisi perut kosong dan lapar
Surga bagi para pengembara di ladang tandus
Di buka perlahan tuk menikmati isinya
Tiap gigit kan terasa nikmat
Perut terisi pikiran pun tenang
Maka lemparkan daun pembungkusnya
Hilangkan jejak hingga tangan tak kotor

Mungkin juga seperti sebuah air mineral
Pelepas dahaga perjalanan panjang
Hilangkan kering tenggorokan
Teguk demi teguk kan hilangkan dahaga
Konsentrasi pikiran kan terjaga dengan baik
Namun bila tetes terakhir tlah mengalir di tenggorokan
Hilanglah si botol pergi jauh
Bagus digunakan kembali tuk hal berguna
Namun kadang teremas, terinjak, dan terbuang

Terkadang pula hidup bagai anjing liar
Berkeliaran di jalanan tanpa arah tujuan
Tak diperdulikan di jalanan yang ramai
Nasib mujur makanan ditemui walau basi
Biarlah asal perut terisi penuh
Namun bila laju kendaraan tak terhenti
Mata lengah mengawasi
Tamatlah akhir desahan nafas
Tergeletak di tengah jalan
Hingga badan hancur lebur tak terkubur

Yahhhh..... begitulah nasib
Jalan masing-masing tlah dipilih
Takdir hanya semu dan tak nyata
Karena tangan dan kaki yang berbuat

mengeluh ????? ya... setiap orang pun mengeluh
terkadang kita hanya terus mengeluh
tanpa perhatikan orang lain dan sekeliling
namun terkadang pula................
keluhan kita adalah yang diharapkan orang lain
kondisi yang diinginkan orang lain
maka itulah hidup itu