Minggu, 07 Agustus 2016

Hujan malam ini

Hujan deras di malam ini
Bangkitkan sadarku
Entah kenapa hatiku riang
Seriang anak kecil dapatkan manisan
Ya... dari dulu pun aku suka hujan

Hujan membawa derita bagi banyak orang
Hadirkan ketakutan pada petir
Kesal karena basah
Meringkuk karena gelegar
Bahkan menggigil karena dingin

Gelap semakin gelap
Musnahkan kerlip bintang
Merampas cahaya rembulan
Ya.... hujan menakutkan
Tapi bagiku menyenangkan

Teringat pada hujan malam itu
Ketika dekat dengan mercusuar
Pegangan tangan kita tak lepas
Bahkan tersenyum pada guyurnya
Hujan pernah menyatukan kita

Kini butirnya yang membasahi bumi
Basahkan diriku pada kenangan
Sejenak aku bahagia
Saat bersamaan aku kehilangan

Biarlah malam ini
Basah tubuh ini
Kenangan dan aku
Melebur menjadi satu
Berharap angin kan membawa
Sejuta rinduku padamu

Nyenyaklah malam ini
Bermimpilah dengan indah
Kecuplah gelapnya malam
Nyanyikan keindahan esok pagi
Semoga dirimu bahagia sayang

Sebuah Umpama

Rembulan bersembunyi di balik awan
Malu tunjukkan lembut sinarnya
Mendongak menanti cahayanya
Bila tiba saatnya
Kulepaskan penantian bermandi cahaya

Debur ombak bersautan
Diiringi kerlipan bintang di langit
Sang bayu tunjukkan kuasa
Hempaskan kerinduan pada karang
Menanti pagi yang mendebarkan

Sandarkan jiwa pada sang waktu
Karena langkah tlah tertatih
Nafas pun mulai tersengal
Mungkinkah kan terobati
Segala perih yang mendera
Beribu luka yang menganga

Telaga mata kini tlah mengering
Senyuman pun dilanda kemarau
Canda tawa nyata tak lagi mengaliri danau jiwa
Nelangsa pada belukar berduri

Hanya satu canda yang buat tersenyum lepas
Takdir yang mempermainkan hati
Atau hati yang bermain dengan takdir
Tanpa harus mencari jawaban

Sebuah lingkaran yang tak terputus

Penyu Kangen Kamu Shampoo

Me mungon
Eshatetelak
Yes karotelem kez
Ya pa tabye sumuyu
Ja ne uspeti ti
Lipsvash mi
Ngo gua zhu lei
Wo xiang ni
Nedostajes mi
Chybis mi
Jeg savner dig
Ik mis je
Wahashteni
Mina kaipaan sinua
Tu me manques
menatrebi
Ich vermisse dich
Mou leipeis
mwen manke ou
Ha'o wau ia 'oe
Ani Mitga'ahge'ah/at Eleha/ Ela'ih
Muje tumhari yaadh aa rahi hai
Hianyzol
Ég sakna þín
Aku rindu kamu
Airim uaim thu
Mi manchi
Anata ga i naku te sabishii desu
Men seni sagyndym
Dangsin-ibogo sipseubnida
Te desidero
Man tevis pietrukst
Ilgiuosi taves
Mi nedostigas
Saya rindu awak
Roland gadeyne
Jeg savner deg
Tesknie za toba
Sinto saudades de voce
Mi-e dor de tine
Ya po tebe skuchau
Ua ou misia lava oe
Tha mi gad ionndrainn
Te echo de menos
Ninakukosa
Jag saknar dig
Ich vermisse dich
Wa ga ei li
seni ozledim
Ya po tebe skuchayu
Man seni sogindim
Toi nho ban

Dalam berbagai bahasa kuungkapkan
Walau harus mencontek kata-kata
Hanya satu yang ingin kuucap
Dalam bahasaku

Penyu Kangen sama Kamu Shampoo

Tuhanku

Ohhh Tuhan ku
Mengapa kau hadirkan dia
Bersama mimpi-mimpiku
Bukankah harusnya kau lepas semua
Agar lapang dada ini menerima

Ya... Tuhanku
Kenapa ini begitu menyiksa
Cobaan darimu kah?
Murka darimu kah?
Atau karena bodoh dan egoku?

Ohhh... Tuhanku
Dalam mimpi yang begitu nyata
Kau berikan senyumnya padamu
Kau hadirkan peluknya untukkmu
Kau bangkitkan rinduku
Dengan ciumnya yang redakan amarahku

Ya.... Tuhanku
Aku yang tak sanggup melupakannya
Tak sanggup ku membencinya
Hasratku yang ingin bersamanya
RahasiaMu yang sungguh menyesakkan

Ohhh.... Tuhanku
Kini tunjukkan langkahku
Bukakan jalanku
Terbaik untuknya
Baik bagiku

Kupasrahkan semua padaMu

Untitle

Kita tlah berada pada langit yang sama
Rasakan panasnya mentari yang sama
Namun alur cerita cita berbeda
Perbedaan alur itu kini bagai pusaran air
Membelengguku dalam putaran keinginan
Ingin kulepaskan sejauh mungkin
Saat yang sama aku ingin kembali

Kadang takdir yang mempertemukan kita
Seperti telenovela yang menyesakkan hati
Meneteskan air mata
Menggurat amarah jiwa
Namun saat yang sama
Terselip rasa lelah dan bosan

Permainan hati sungguh menyakitkan
Kalah menang siapa yang menentukan
Kadang bukan karena keinginan
Hanya sebuah desakan semata
Mungkin juga karena seharusnya
Perjalanan yang melelahkan

Bertemu tanpa terduga
Dengan amarah di dada
Ciutkan nyali seorang pecundang
Lahirkan penyesalan dalam
Langkah sudah terkayuh jauh
Samudra tlah terlewati jauh
Menatap daratan pun percuma
Biarkan angin yang menghempas biduk