Selasa, 23 Agustus 2016

Denyut Jantung

Entah apa yang harus kukatakan
Tentang hati dan rasa ini
Semua penuh misteri dan tanda tanya
Hanya ingin diam dan membisu
Menyepi dan menyediri

Entah rasa sakit atau dramatisir
Apakah kerinduan ini terlalu tinggi
Mungkinkah rasa itu terlalu kuamini
Bermain pada sebelah hati
Terlena akan mimpi indah
Tenggelam dalam lautan impian

Kuceritakan ini pada sepi
Tentang rasa yang tak tersampaikan
Soal rindu yang tak berbalas
Tentang mimpi yang mungkin terlupakan
Harapan yang tlah ditinggalkan

Siapa yang mampu merubah hati
Bujuk rayu pun terkadang semu
Rindu dan cinta adalah misteri
Perjumpaan tak kan pernah terduga
Perpisahan siapa yang mengharapkan
Penyatuan perjodohan kuasa sang waktu

Tenanglah disana
Berbahagialah dengan hatimu
Aku hanya mampu memujamu dalam bahasa kataku
Dalam lembar-lembar curahan hatiku
Merindumu dalam keangkuhan
Mencintaimu dalam diamku

Biarkan waktu menjawab semua

Kehilanganmu

Kehilanganmu seperi kehilangan tubuhku
Tak terasa lagi hangatnya dunia
Begitu dingin dan mencekam
Merajam menyiksa hati
Membunuh pikiran dan akalku

Kehilangan perhatianmu seperti ikan tanpa air
Menggelepar sakit perih
Terbujur kaku dalam sengat mentari
Tersengal nafas sesak perjalanan
Bergerak percuma kaku membeku

Kehilangan sayangmu bagai malam tak berbintang
Gelap gulita tak berlentera
Melangkah tanpa arah tujuan
Kebingungan tanpa tujuan bersandar
Sepi tanpa kerlip keindahan

Kehilanganmu sungguh menyiksa
Senyum tak mau terbit lagi
Tawa canda hanya sekedar
Semakin lama semakin pudar
Terkukungkung dalam hayalan semu

Kehilangan tentang dirimu
Hanya mampu kupandangi
Tanpa bisa kutahan lagi
Memeluk bayangmu pun percuma
Hanya menyiksa dan terus menyakiti

Berbahagialah disana sayang
Tersenyum dan teruslah tertawa
Aku hanya bisa diam dan menyepi
Menahan semua rasa sakit ini

Menjaga harapan dan terus bermimpi

Lemah

Aku gagal kembali
Aku tak sanggup tunjukkan pada dunia
Bahwa aku ini pria kuat
Laki-laki yang gagah perkasa
Tegak seperti elang garang layaknya harimau

Kerinduan ini melemahkanku
Rasa yang kusebut cinta ini mengikis keberanianku
Sayangku padamu membunuh pikiranku
Logikaku melayang menghilang
Nalarku terhempas dalam pantai kesepian

Aku sungguh merindukanmu
Dalam bait nafas yang kuhembuskan
Aku sangat mengharapkanmu
Menyendiri dalam dinding yang dingin
Aku menantimu

Pria lemah ini sungguh tak pantas
Menjadi artis dalam pementasan kolosal
Pemain utama dalam panggung sandiwa
Biarlah menjadi figuran
Menjadi semak belukar
Kerikil bebatuan penghias perjalanan

Aku masih seperti ini
Tak mampu bergeming dari rasa ini
Hanya terbakar dalam rindu penantian
Menangis dalam diam tanpa suara
Aku hanya pria lemah
Siapa aku?
Mengapa aku?
Dan kenapa aku?

Hanya waktu dan alam yang menjawab