Kamis, 11 Agustus 2016

Tenggelam dalam lumpur



Aku selalu berusaha berlari darimu
Dari bayanganmu yang kuimpikan
Dari sosokmu yang kurindukan
Berulang kali kulakukan
Berjuta kali kuperbuat
Namun sebanyak itu pula
Sedetail itu juga aku gagal melakukannya
Bahkan dalam mimpi sekalipun aku gagal

Namamu terlanjur terukir dalam dadaku
Harapanku terlalu kupeluk erat
Hasrat bersamamu sudah kubingkai indah
Janji-janji terlanjur kubawa ke dalam nyata
Kini semua musnah terbang melayang

aku terbenam dalam lumpur keinginan
terisap dan terus terisap
mengunci rapat tangan dan kakiku
entah dengan cara apa
harus seperti apa
aku membebaskan diri
melepaskan diri dari semua ini

mungkin sudah sepatutnya kupendam sampai mati
sudah selayaknya kusimpan rapat-rapat
agar tak muncul ke permukaan
walau batin harus menangis darah

kini dalam sepiku
kubisikkan lewat hembusan angin
kutitipkan pada langit
kuserahkan pada semesta
AKU MENCINTAIMU........................

Lelah

Surya melangkah mendekati kepala
Kewajiban satu pun belum ku kerjakan
Hayalan terus melanglang bhuwana
Tak mampu kuhentikan kukendalikan
Seperti laju kereta arjuna
Terkendali oleh sang kesawa

Aku merasa letih, lelah
Topeng ini menyiksaku
Terasa panas menyengat
Nafasku pun tersengal-sengal
Mataku tak berhenti alirkan air mata

Seperti ketika fajar menyambutku
Rasanya tak kuasa kaki ini melangkah
Tunaikan yang sudah digariskan
Hanya ingin terus meringkuk dalam gelap
Bersembunyi dan terus bermimpi

Ya.... hanya dengan bermimpi
Aku bisa memandangmu dengan bebas
Menikmati senyummu sekenyang perutku
Memelukmu sekehendak hatiku
Walaupun terkadang yang kudapatkan mimpi buruk
Namun tetap kunikmati

Fana ini tlah menyiksaku
Memakanku sedikit demi sedikit
Menahan langkahku
Membunuh pikiranku

Aku kini benar-benar lelah 

Lembayung

Ketika pagi menyambut lelah
Terbangun karena tanggung jawab
Dharma negara yang harus dilaksanakan
Lepaskan kerinduan bersama baris kata
Entah tersampaikan atau pun tidak

Puluhan huruf kukumpulkan
Dalam kumpulan air mata yang menetes
Pria perkasa tersandar pada sudut gelap
Sembunyikan diri dan rasa terdalam
Berharap tangan itu menarik kembali ke suasana alam

Aku tlah jauh berlari dari bayanganmu
Entah kenapa begitu melekat dalam langkahku
Bila jurang ini tak terlalu dalam
Mungkin bila tanganmu tak kau lepaskan
Tinggi gunung dalamnya lautan
Panasnya mentari dinginnya batuan es
Kan ku perjuangkan tanpa lelah
Karena sungguh aku sangat yakin

Kini barisan kata lembaran puisi
Menjadi saksi tentang rasa di dada
Catatan atas semua kenangan dan perih
Terangkum dalam sebuah impian yang kusebut harapan

Aku menjauh bukan mengasingkan diri
Aku hanya mencoba bertahan
Terus memendam harapan
Demi rasa yang takut kuberi nama cinta
Demi hayalan semu yang kusebut kebanggaan

Demi takdir yang dikenal dengan bertahan hidup

Catatan Kemarin

Heii Poo........ akhirnya aku menulis lagi

Setelah rasa lelah dengan acara kolosal kemarin, yang menurutku gagal seh, sampai di rumah dengan masih memakai pakaian lengkap aku langsung tertidur, dan baru bangun saat aku langsung menulis ini.

Kemarin di acara itu, ada rasa marah dan kesal di hatiku karena ga bisa berdekatan denganmu, ga bisa foto –an denganmu. Hanya bisa memandangimu dari jauh, aku sengaja mencari posisi agar bisa memandangimu dengan leluasa. Dan karena rasa kesal itu pula aku melampiaskannya pada penonton yang membandel ga mau pindah dari depan panggung utama.

Entahlah........ kemarin karena tanggung jawab atau karena rasa kesal karena ga bisa sama kamu. Aku lampiaskan disana. Liat kan kemarin banyak petugas di depan sana, tapi hasilnya nol koma kosong, semua hanya mengandalkan pakaian, senyum seram, dan banyak orang tapi ga mau punya rasa memiliki, mereka Cuma memandangi penonton saja.

Oh ya Poo.... aku melihatmu dari jauh, sepertinya asik selfie dan main HP, yah..... wajar seh. GPP aku menikmatinya kok kemarin.

Kusimpan kenangan di taman itu saat festival itu, kenangan yang tak sanggup aku lupakan. Ada rasa sayang, cemburu, perhatian bercampur aduk.

Ahhh....... andai bisa berdua kemarin, sebenarnya aku ingin berfoto berdua dengan kamu. Padahal aku mempersiapkan pakaian yang aku kenakan kemarin untuk dapat membuat foto kenangan disana bersamamu. Dan aku satu pun tidak membuat foto disana.

Ya sudahlah........ sudah seperti ini.

Aku sayang kamu Poo...............

eh  ya.... lupa kemarin seperti biasa kamu terlihat cantik,,, anggun dengan tatanan rambut seperti itu. CU ya