Minggu, 22 Mei 2016

Balada hati

tangis langit menyapa malam
lantukan lagu sendu surgawi
angin dingin memeluk raga
selimuti hati dingin yang membeku

desah sang malam merayu mata
namun tak kuasa buatnya terpejam
gatal telinga ingin mendengar
canda tawa mesranya kala itu

bermain pada kata
curahkan rasa dalam diam
merindukan sentuhan lembutnya
pada jiwa yang keras dan kasar

kubisikkan kerinduan pada angin
yang dulu dipeluknya dengan hangat
kenangan tertinggal di sudut kota
membawa lamunan dalam sepi

ingin kulihat hati terdalamnya
agar terungkap rahasia terpendam
hanya mimpi berharap nyata
mungkinkah hanya pengharapan
atau seperti gelas dalam lemari
terpakai karena tak ada pilihan

Seperti Kunang - Kunang

Bukannya aku tak mengerti
Tapi aku memahami perasaan seperti yang lain
Bukannya aku bodoh
Tetapi aku juga belajar seperti yang lain
Aku tak suka berkelahi
Tetapi bertarung dengan berbagai hal setiap waktu
Aku tak tahu kemana aku melangkah
Tetapi setiap saat pun aku di kejar waktu

Bahkan saat ini
Aku tak mengerti apa yang kuperjuangkan
Tapi aku akan terpuruk ketika lepas dari pelukanku
Aku pun tak tahu mengapa aku terus berharap
Tapi aku tau penderitaan jiwa ini semakin mendalam

Seperti sebuah karya yang selalu kutuliskan untukmu
Kubuat karena rasa ini begitu tulus padamu
Tak ada orang bodoh sepertiku
Yang akhirnya berkata takut ketika benar-benar takut
Yang akhirnya terpuruk karena benar-benar tulus
Yang tak berhenti berharap walau harapan setipis sutra

Seperti lampu di kamar ini
Yang kunyalakan karena tak nyaman akan gelap
Karena aku takut tak bisa melihat apa-apa

Seperti seokor kunang-kunang
Berterbangan di gelap malam
Berbekal sinar di tubuhnya yang kecil

Dalam ruang kecil ini
Tempatku selalu bersembunyi
Pernah bercerita tentang kebersamaan

Kututup mata ini
Mencoba untuk melupakan semua denga tertidur
Lampu yang kunyalakan
Bersinar menerangi walau hanya temaram

Seperti suara radio ini
Yang kunyalakan hanya untuk suaramu
Melepaskan hati ini dari kehampaan

Seperti barisan foto ini
Yang kutatap satu persatu
Mozaik kenangan yang terpotong-potong

Kututup mataku dan terlelap
Saat merangkai kenangan bersamamu

Mungkin hanya fatamorgana
Yang memberi harapan di padang pasir
Tetapi tlah hangatkan hati ini
Yang telah dingin dan membeku

Aku merindukanmu