Senin, 21 Maret 2016

Balada siang Hari

Garis bibirmu turun
Perahu terbalik muncul usai canda
Sang camar pergi membawa kesal di hati
Mengejar dengan keringat
Berlari ke satu tujuan
Panas di kepala hilang sudah
Bara di dada bakar jiwa

Usah murka karena terburu
Dikejar kala mati pikiran
Namun cinta tak kan berubah
Enam warsa menguatkannya
Tanpa ragu hati ini berkata
Ijinkan aku memperhatikan dan menyayangimu

Ketika cinta menjadi harapan
Kata sang bijak..........
Kesempatan jangan dilewatkan
Hadir tak kan terulang
Ikuti aliran tanpa menantang
Jangan jauh dariku


Debaran hati tunjukkan semua
Gambaran sedih, senang, murka, gembira
Topeng muka yang terbiasa percuma
Seperti matamu yang jeli
Temukan persembunyian sang penyu
Maka hati sang pujangga
Tak kan tertipu oleh barisan senyum dalam muka

Sang satu ......
Hati ini mencintaimu
Jiwa ini menyayangimu
Tetaplah dekat dalam jiwa dan hati

eeeeeemuuuuuuaaaaaaaahhhhhh

Kepadamu Satu

Kepadamu satu
Riuh tawa mengguncang siang
Tak mampu menekan sepi di hati
Menusuk mendesak sesakkan dada
Diam tanpa kata
Membeku dalam dingin jiwa

Kepadamu satu
Patung terdiam dalam hayal
Tak bergerak kaku batu
Sepi memeluk erat
Erat ... erat ... merenggut senyum
Menanti... menuggu... cahaya rembulan

Kepadamu satu
Cepatlah waktu berlalu
sejukkan hati dengan siraman perhatian
Buaikan hayal bersama senyum
Menunggumu ya tunggu kamu satu

Kepadamu satu
Masa sungguh menyiksa
Merayap bagai siput
Menjaring hayal dalam panas
Menjerat mimpi dalam keramaian
Kepadamu satu
Bergurat kerinduan
Terangkai asa dalam hati
Menunggu cermin hati

Indah, sayang, perhatian

Kapal Layar

Bola matamu yang berbinar
Bagai mercusuar penuntun arah
Berbinar hilangkan kebingungan yang melanda hati
Di tengah kegelapan pun terlihat jelas
Penuntun ketika kehilangan arah kehidupan
Menuntun nahkoda ke pelabuhan cinta

Bahtera hidup bagai samudra
Terbentang luas hamparan  biru
Memandang ujung pun percuma
Badai menghadang bersama gelap malam
Nahkoda terkulai bersama lelah menyelimuti


Hati yang lemah mati suri
Ingin terbang bersama awan
Menyemai awan putih bersama impian
Menggulung hidup mencapai kedamaian
Menghentikan semua beban yang menyiksa

Tegaknya mercusuar itu
Indah kerlipannya
Menuntun cerita agar tak terhenti
Melanjutkan bab dan pragraf yang tersisa
Torehkan kembali tinta pada lembar kehidupan

Aku kan berlabuh pada dermaga itu
Angin hembuslah layar itu
Cuaca belailah anjungan agar tak tertutup awan gelap
Maka sang ombak kan menuntun haluan menuju labuhan cinta
Aku mencintaimu


Dermaga Hati

Sayang .........
Kamu tau aku telah membangun rindu
Umpama yang penuh dengan bahagia
Menggerutu langit harap gelapnya awan  tidak akan muncul
Doa tlah terpanjatkan ......
Barisan doa yang menyoyak nadi dan arteri
Entah doa siapa, yang mana kan disapa

Aku yang membangun kapal cinta
Berharap nanti kan berlabuh
Pada dermaga hati mu
Aliran ombak kerinduan yang menggulung
Kuharapkan membawa kapal ini ke pelabuhan  harapan
Pada jazirah jiwamu
Harapan yang sebesar semesta
Berharap cuaca mendukung bersama hembusan angin
Menghantarkan ke pengkuanmu


Pada kelopak mataku kau bersemayam
Senyum pada larik bibir manismu meramaikan cuaca
Tetaplah seperti ini hingga sembilu tak membeku
Agar hasrat pada kehidupan selalu ada nafasmu

Cinta yang bersembunyi
Aku temukan pada tabir mega
Tlah kulewatkan pada pagi hari
Siang yang panas kutemukan
Hingga berharap awan mendukungku

Nanti jika cuaca mendukungku
Kopi hitam yang harum
Semerbak bersama hembusan sepoi kerinduan
Kan bawa berjuta kerinduan
Hingga awan hitam bukan lagi tanda bencana
Tetapi keteduhan membawa hujan
Penghapus lara di hati

Barisan tetes air yang turun
Kan redakan panas di hati
Memberi senyum pada bunga dan pepohonan
Hingga dunia menjadi sejuk dan damai



Doaku Malam ini

Kala itu langit mulai mulai mengantuk
Mentari tepati janjinya pada sang rembulan
Gemuruh hati bagai dentuman meriam
Mengguncang sasaran tanpa segan
Firasat hati bagai pertanda baya
Kentungan jiwa telah ditabuh
Mungkinkah kasihku dalam baya


Tertunduk kepala tanda bersujud
Mata terpejam kumohonkan
Hati yang tertaut akan terjaga
Jika mampu nanti ..........................
Benteng cinta pun  kubangun
Kokoh kuat berdiri tegak

Anugrahkanlah perisai Mu
Hembus dan jauhkan bayang hitam
Hingga senyum tak memudar
jiwa lugu menjadi sendu
bangkitkan rasa tak tega
hingga kata demi kata tertarik

biarkan semua berlalu
usah menoleh kebelakang
hanya akan gundahkan rasa
bawa jiwa pada persimpangan

satya ku demi keselamatanmu
terucap pada kesungguhan hati
kekuatan dari pujaan
kubentangkan pada lantai kejujuran
menjagamu hal terindah yang kulakukan