Kamis, 19 Mei 2016

Aku yang sekarang

Aku mencintai kamu
Aku sayang kamu
Aku merindukan kamu
Aku menginginkan dirimu
Aku tetap ada untukmu

Aku tau aku tak pantas
Aku tau bukan sewajarnya
Aku tau kondisi dan statusku
Aku tau posisiku dimana

Mungkin rasa ini salah
Mungkin cinta ini terlarang
Mungkin rindu ini berbatas
Mungkin sayang ini tak wajar

Maafkan aku yang mencintaimu
Maafkan aku yang menyayangimu
Maafkan aku membuatmu tak nyama
Maafkan aku yang membuat keadaan seperti ini

Biar rasa ini kurasakan sendiri
Biar rasa ini ada di dada ini
Biar rasa ini kupendam selamanya
Biar rasa ini terkubur dalam

Bila nanti ............
Bila saatnya ...............
Bila itu ada ...................
Bila itu kapan ......................

Aku kan tetap seperti ini
Dibelakangmu
Menjagamu
Mengharapkanmu

Menantikanmu di ujung waktu

Telpon dalam mimpi

Heiiii ...............

Terima kasih sudah menyempatkan baca tulisan ini.
Kali ini aku ceritakan mimpiku tengah malam tadi, dan aku berbangun gara-gara mimpi itu kira-kira jam 01.00.  Dalam mimpiku, kucoba nelpon kamu tapi hasilnya tetap tidak kamu jawab. Kemudian aku coba kembali akhirnya kamu jawab.

Dalam mimpiku aku tanya “kenapa ga mau lagi angkat telponku lagi? Tau ga saya merindukan kamu? Ga boleh ya saya sekedar tau kabar kamu, walaupun kita ga bersama lagi?” kamu hanya tertawa cekikikan. Dan kembali kutanya “kenapa ketawa?” Tiba-tiba saja suara kamu menghilang.

Masih dalam mimpiku. Aku kemudian pergi ke suatu tempat entah dimana, yang jelas disana ada orang yang mengintrogasi kamu kala aku di Jakarta. Kutanya padanya “kenapa kamu perlakukan dia seperti itu? kenapa tidak bilang ke saya dulu? Tau ga sekarang saya gimana? Ini pasti kerjaan si Bulan kan? Karena si Bulan mau dengan sama dia lagi” dan lagi-lagi dia hanya tersenyum malu-malu, sepertinya dia mengiyakan.

Ya sudah seh.... ga pa pa. Cuma pengen ceritakan mimpi itu ke kamu aja. Bukannya cemburu atau gimana, kalau boleh aku minta sama kamu, tolong jangan dekat sama si Bulan lagi. Kurasa kamu tau apa alasannya.

Itu saja yang mau aku ceritakan pagi ini. Pekerjaan kantor banyak yang menunggu, suatu saat aku ingin bicara sama kamu langsung. Oh ya.... tapi apa pun keputusan kamu, aku pasti akan selalu mendukung kamu. Aku akan selalu ada di belakang kamu.


Oh ya.... aku juga senang kamu tertawa lepas waktu saya ada di ruangan itu kemarin siang. Lama tak terdengar tawamu seperti itu. sungguh aku senang, sepertinya kamu bahagia. Syukurlah. Sampai jumpa.