Angin
dingin yang terus memeluk bumi
Gemetar
raga tanpa kehangatan
Meringkuk
samping perapian
Hangat
membunuh dingin
Tak
terasa melukai diri sendiri
Teduh
cahaya candra pada langit malam
Merona
indah dalam gelap
Bangkitkan
rindu pada sang fajar
Walau
cahaya bintang menatahkan langit
Tak
kunjung indahkan angkasa yang kelam
Rebah
kenangan pada pasir hitam
Lembut
melekat tak terlepaskan
Memeluk
angan menerbangkan ke mimpi
Terlewatkan
sudah tanpa terulang
Hari-hari
penuh senyum indah
Kelak
hanya menjadi angan
Bilakah
fajar menyapa bumi?
Kapankah
senyum bulan menghiasi malam?
Akankah
kelip bintang menggoda ilalang?
Kan
kutanya pada angkuhnya waktu
Walau
diam kan kudapat
Saat
masa menjadi jawaban
Kerinduan
itu melebur dalam harapan
Tak
kalah cemburu itu datang
Bercampur
membasahi luka
Hanya
diam menjadi sahabat
Maka
sepi menjadi saudara angkat
