Sabtu, 30 Juli 2016

Sendiri di Pantai ini

Jejak kaki tertinggal di pasir yang lembut
Tegas membekas di bumi pertiwi
Terantuk kepala pada rerantingan
Sadarkan diri pada kenangan lama

Desahan angin berdesir di telinga
Bisikkan indahnya puisi cinta
Debur ombak bagai irama nada
Mengalunkan lagu-lagu yang membisu

Pohon ketapang dengan daunnya yang teduh
Beri aroma kegegaran pada panasnya pantai
Semangkuk mie instan menjadi teman
Dulu pernah kunikmati sepasang
Sisihkan waktu untuk berdua

Kunikmati semua kenangan ini
Di pantai yang sepi ini
Sendiri tanpamu lagi disisiku
Namun bayangmu menyertaiku

Huft..... aku di pantai ini
Sendiri dan menyendiri
Biarlah bulir pasir yang menceritakan
Semua tentang kenangan kita
Di sini di pantai ini

Aku datang kembali dan lagi

Tentang Aku

Aku adalah seorang pengecut
Yang ketakutan dengan sebuah gertakan
Seperti seekor anjing kampung
Lari terbirit-birit dengan ekor di selangkangan
Hanya dengan sebuah hentakan kaki

Aku adalah seorang penjahat kelamin
Yang tergoda dengan senyuman manis
Mulusnya paha yang tersingkap
Rayuan lembut menggoda
Laksana lilin yang cepat mencair
Hanya dengan sedikit panas api

Aku adalah seorang pecundang
Yang tak tau diri dengan keadaan
Tak perduli dengan dunia
Berusaha menabrak aturan dan norma
Kaku dan keras kepala
Seperti karang yang melawan hempasan ombak

Namun... percayalah....
Aku tak pernah berbohong
Tak pernah berdusta
Tentang semua rasa yang terpendam
Dan semua yang telah terungkap
Adalah nyata apa adanya

Berharap kamu kan mengerti
Kan memahami semua tentang rasa ini
Walau mungkin kau tak perduli
Aku pun tak memaksa
Hanya berharap kan datang kejaiban
Suatu  saat nanti

I miss you sayang.........

Karyaku dan Kamu

Merangkai kata menjadi kalimat bermakna
Entah indah entah tak berarti
Sungguh sulit dan menguras  pikiran
Terkadang hanya emosi yang tergambar
Dalam tiap suku kata

Menjadikan pikiran menjadi karya
Dinikmati hati dan jiwa
Melahirkan puisi karya pujangga
Atau sekedar curahan hati
Cerminkan sedih, ataupun senang
Terkadang menguras pikiran

Pemilihan kata-kata dalam tiap kalimat
Mengalirkannya dalam sebuah curhatan
Membentuk aliran cerita hati
Terkadang harus menembus bebatuan pikiran
Kerasnya emosi, bekunya kesedihan, dan panasnya asmara

Namun.......
Ketika goreskankerinduanku
Ketika gambarkan rasa di dada ini
Ketika lukiskan hasrat ingin bersamamu
Sungguh .........
Teramat mudah bagiku

Dalam tiap hayalku
Dalam tiap mimpiku
Dalam tiap langkahku
Kamu selalu hadir dalam hati dan pikiranku
Sungguh............