Selasa, 16 Agustus 2016

Melankolia

Hampir satu semester kita tak bersama lagi
Kau pergi tinggalkan orbitasiku
Jauh dari jangkauan gravitasiku
Keluar dari ruang atmosfirku
Terbang jauh ke luar angkasa

Kini tempatmu jauh diantara bintang
Bersanding dengan rembulan
Mengangkasa ke ruang lepas
Mungkin kini tlah mendarat di dunia baru
Bawa impian dan harapanmu disana

Kini bibit yang tlah bersemi
Yang pernah kutanam dalam kerasnya keacuhanmu
Sempat tumbuh berkembang dalam teduhnya sayangmu
Kini perlahan meranggas mengering
Batang dan daunnya layu lapuk

Terik mentari kini semakin menyengat
Para pemakan dan parasit menggerogoti
Perlahan namun mematikan
Bahkan akarnya kini pun membusuk
Oleh keringnya lahan tandus

Sampai nanti tetap bertahan
Kan kujaga bibit yang terlanjur tumbuh ini
Kujaga dan kurawat dengan diam
Hanya satu harapanku kini
Yakni melihatmu bahagia
Tersenyum lepas tertawa disana
Biarlah kumenjaganya sendiri

Hanya Untukmu Poo

Maafkan aku yang tak memikirkan hatimu
Memaksakan kehendak dan keinginanku
Melakukan semua tentang egoku
Tak berguna melindungimu
Bahkan mungkin menjerumuskanmu

Aku yang tak kuasa kendalikan rasa
Yang kupendam bertahun lamanya
Kusembunyikan terus tanpa perduli rasa
Kurasakan dan kurindukan sendiri
Hanya untukmu

Maafkan aku yang baru menyadari
Maafkan aku yang merubah pertemanan menjadi pemusuhan
Kamu yang selalu aku rindukan
Kamu yang selalu aku dambakan
Dalam diam dan sepiku

Kini rasa itu kembali kupendam
Dalam sedalam-dalamnya
Biar kunikmati sakitnya menahan rindu ini
Walaupun dengan resiko apa pun
Karena rasa itu benar adanya

Kini aku berusaha melupakan semua
Walaupun harapan itu masih kujaga
Masih kusimpan rapat-rapat
Menunggu dan terus menunggu
Walau derita mengiris badanku

Hanya saja aku masih tak mampu memandangmu
Tak sanggup menatap matamu
Sungguh aku hanya belum sanggup
Karena aku mencintaimu

Sungguh mencintaimu

Tentang Pilihan

Hidup adalah pilihan
Terkadang dipilih namun mungkin memilih
Terbaik, lebih baik, mana yang kau pilih
Setiap pilihan tidaklah semulus kulit bidadari
Bahkan jalan tol pun kadang berlubang
Langit biru terkadang berawan

Pilihan selalu menyertai perjalanan
Memuaskan diri pada pilihan
Yakin kan diri pada yang ada itu yang terbaik
Melindungi diri dari kata-kata bijak
Namun pernahkah hati dan jiwamu terpuaskan
Bersyukur pun hanyalah sebuah pilihan
Karena tidak akan pernah tidak ada pilihan

Melangkahkan kaki hanyalah pilihan
Kaki kanan kah atau kiri kan lebih dulu
Kadang kau merasa puas dengan pilihanmu
Merasa bangga atas tentang jalanmu
Mengganggap jalanmu sudah benar
Bahkan orang lain merasa terpesonakan pilihanmu

Pilihan tentu tidak akan memuaskan semua orang
Namun pernahkah kau tanya dalam hatimu
Tentang pilihan bahagiakah hatimu
Bahkan pilihan juga adalah pelarian
Pengakuan atas sebuah kekalahan
Berlindung pada kata-kata bijak “syukuri apa yang ada”

Yahhh...... inilah sebuah pilihan
Adalah bentuk tanggung jawab hidup
Bayaran atas setiap nafas yang berhembus
Pada setiap detak jantung yang alirkan darah

Terima kasih atas senyum yang indah
Semoga pernah ada cinta disana
Walau tak kumiliki

Aku merasa bahagia