Selasa, 22 Maret 2016

maaf bila kamu menunggu

Satya tlah terucap
Semesta pun tlah mendengar
Kujaga dengan hati dan jiwa ini
Tertanam dalam tiap doa dan puja
Maka kan terjaga dengan baik

Menjagamu dengan keindahan
Mendorongmu dalam bayangan
Mencintaimu dalam diam
Menyayangimu dalam tiap hebusan nafas
Hanya untuk kita sayang

Tetap dalam jiwa
Bertahan dalam aliran nadi
Harapan kan selalu terjaga
Hati kan selalu tertaut
Menunggu waktu dan kesempatan terbaik
Menjadi langkah bersama

Tertaut dalam hati dan jiwa
Memberi indahnya hari dengan senyum
Menambah semangat jiwa dengan rona
Menggetarkan dada
Laksana alarm bahaya

Tetaplah dalam hati dan jiwa
Bila masanya mengejar mencarimu
Menjagamu dengan jiwa dan raga
Bersabarlah cintaku

Maaf bila kamu menunggu

Kanvas Kasmaran

Terima kasih atas suaramu
Menggetarkan hati dan jiwa
Melukis bahagia dalam bingkai rindu
Merangkai asa dalam hayal
Penuhi dunia dengan semerbak bunga kasih

Kanvas kasmaran tak putih lagi
Terhias lukisan hati
Indah melebihi Monalisa Piccasso
Kagum teruwat sebesar semesta


Anugrah dewata tak kan kusiakan
Besar melebihi nafas kehidupan
Melewati impian terwujud
Sutra matra tak terbayang besar
Tak mampu angungkan anugrahnya

Bahagia kata sedehana
Pemahaman melewati pemaknaan
Kuasa agung pemilik semesta
Menanti fajar baru dalam kelam
Damai itu cepatlah datang

Ketika langit fajar baru
Menyongsong harapan dan impian
Damai itu milik kita
Bersama lalui laut dan gunung
Hyang kuasa cepatlah

Buktikan kuasamu

Tentang Pagi Hari

Kuceritakan lagi tentang pagi hari
Pujangga kesepian menahan gundah dan perih
Bhatara kala hempaskan  panas  pada kepala dan hati
Teringat pada satya terucap terukir di dada
Demi rindu yang tertahan
Tarikan nafas tersengal

Belasan batang hio hantarkan puja
“kumohon bersamanya”
Pagi hari sejuk memerah peluh
Temukan semangat itu ada padamu
Menggurat senyum di bibir
Merona pipi memberi rasa
Terjatuh pada buaian kerinduan


Merangkai kata demi kata
Demi sebuah rasa yang ingin terungkapkan
Tersampaikan lewat rayuan kata sepi
Hingga bulan mendengar
Hingga semesta bergetar
Pralaya dunia bila terdiam sunyi

Terduduk sepi depan kosong
Merindukan kerlingan mata
Segurat senyum yang kadang hilang oleh murka
Menjadikan bayang pelipur dahaga
Ingin bersamamu

Sebagaimana sajak dealova
Hadir seperti nyanyian dalam relung hati
Selalu ada dan selalu ada
Dalam tiap tetes dalam tubuhku
Maka jangan jauh dariku

Karena aku kan sepi dan hilang