Rabu, 13 Juli 2016

Tentang Sebuah Rasa

Hempasan ombak di pantai
Hembusan angin dari pegunungan
Sengatan mentari di siang hari
Derasnya aliran sungai
Siapa yang mampu mengendalikan?

Kerlip bintang di langit
Teduhnya sinar sang rembulan
Dinginnya angin malam
Terbitnya sang fajar
Siapa yang mampu menentangnya?

Bagaikan langkah sang waktu
Yang melaju tanpa henti
Seperti datangnya siang dan malam
Berganti beraturan
Meninggalkan jiwa-jiwa yang terpaku
Terpana pada tipuan mayapada

Maka seperti itulah perasaanku
Laksana kereta kuda tanpa sais
Melambung tinggi di angkasa
Seperti balon gas tak bertali

Haruskah aku sesali
Haruskah aku benci
Mungkinkah aku musuhi
Mungkinkah aku rubah kembali

Aku mencintaimu
Biarlah seperti ini
Walau bertepuk sebelah tangan
Walau mungkin hanya mimpi
Kusimpan di hati
Kupendam di jiwa

Karena aku mencintaimu

Biarlah Seperti ini

Kuputar semua lagu yang kubenci
Yang membuat hati dan badan ini panas
Yang merusak fikiran dan konsentrasi
Sengaja sungguh sengaja
Benar aku sungguh sengaja

Ku tahu lagu itu kenanganmu
Sengaja kuputar
Agar hatimu tambah benci
Bertambah marah
Pada diri yang lemah ini

Biarlah seperti ini
Sengaja kulakukan ini
Agar lepas semua
Hingga tak tersisa
Terbang melayang bersama anganku

Biarlah derita ini kupendam sendiri
Biarlah kutersiksa sendiri
Biarlah kamu bahagia disana
Biarlah kamu tenang disana

Dalam diam aku masih mencintaimu
Dalam marahku aku masih menyayangimu
Sungguh rasa ini masih seperti lama
Seperti dulu pertama kali bertemu
Walau kenangan hanya sesaat
Namun aku sungguh mengenangnya

Masih mengharapkannya

Topeng

Kerinduan membawa kakiku melangkah
Menembus kabut di pagi hari
Dingin terabaikan atas hasrat kesendirian
Menyusuri gelapnya jalan
Lalui langkah ku mengikutimu dulu

Lajuku kuhentikan di pantai ini
Berkeluh kesah pada deburan ombak
Berteriak pada barisan karang
Memohon semangat pada hembusan angin
Menitipkan kerinduan pada cakrawala

Merah langit di kejauhan
Mentari beranjak dari peraduan
Sadarkan ku pada waktuku yang habis
Mulai hari dengan topeng baru
Tegar, kuat, tanpa kata
Sembunyikan rasa harus kulakukan

Topeng baru harus kupakai
Karena dunia tak kan mengerti
Tentang gejolak jiwa di hati

Tak perduli sedu sedan
Tak mengerti tentang derita dan beban
Biarlah sendiri kurasakan
Karena aku yang mengerti

Bersama mentari pagi
Yang tlah bangkit dari peraduan
Kini kubersiap sembunyikan hati
Pada topeng yang kubenci

Pada topeng yang kutakuti