Rabu, 30 Maret 2016

Doaku dalam gelap

Gelap menyergap tubuh
Sinar terang nampak di kejauhan
Kumpulkan sisa keberanian
Panjatkan puja pada penguasa alam
Berharap doa kan terkabul

Puja puji teralun pelan
Seirama desiran angin laut menyisir pantai
Berbisik hanya alam yang mendengar
Sampaikan keluh kesah padaNYA
Hanya dia yang mungkin mengerti

Maafkan anakMU
Ampuni manusia ini
Mengganggu bila Engkau berisirahat
Resah di hari harus terutarakan
Bersama malam kukisahkan padaMU

Berilah jalan secepatnya
Andai ada RestuMU
Hati ini tertaut padanya
Jiwa ini ingin bersamanya
Bisikku pada malam

Lindungi dia untukku
Jauhkan semua keburukan
Karna aku belum disampingnya
Bila nanti bersama
Aku kan menjaga dengan sepenuh hati

Doaku kusampaikan perlahan
Bila KAU mendengar
Wahai penguasa alam
Maka kumohon
Bergeraklah cepat tanpa menunggu


Kopi manis temanku malam ini

Kopi manis temanku malam ini
Menulis sastra dari hati
Persembahan tuk kesayangan hati
Agar rasa bertemu dalam mimpi

Kopi manis temanku malam ini
Menghayal tentang dirimu
Bersandar pada pundak tuaku
Bercerita  tentang hari dan malam

Kopi manis temanku malam ini
Menatap bintang di kejauhan
Berharap temukan satu bintang
Yang kau tunjuk tuk satukan rasa


Kopi manis temanku malam ini
Duduk sepi dalam sudut gelap
Merangkai kata tuk merayumu
Labuhkan senyum padaku

Kopi manis temanku malam ini
Usir beban yang mengantung di mata
Berikan kesegaran pada pikiran
Menanti kabar dari sang kekasih hati

Kopi manis temanku malam ini
Maukah berbagi rasa
Ciptakan damai dalam dua dunia

Bila nanti saatnya

Entah kenapa hari ini

Entah kenapa hari ini
Aku ingin di dekatmu
Rasanya ada yang hilang dari jiwaku
Ada yang mengganjal hatiku
Membuat jiwa ini tak menentu

Pagi hari aku sudah menatap wajahmu
Siang hari aku sudah mencuri senyum dan perhatianmu
Sore hari aku sudah bersamamu
Memelukmu dan menciummu

Entah apa yang ada di hati ini
Debarannya  tak menentu
Gejolaknya berapi-api
Ini bingung atau sekedar gundah

Kabarmu kutunggu
Tapi tak datang juga
Ada yang sedikit hilang rasanya
Ada yang kutunggu tapi tak datang juga


Kamu dimana sayang
Kabarilah aku disini
Harapku dari sudut sepi ini
Sedang apa sayang?
Bukan aku ingin  laporan
Seperti  tentara yang sedang berperang
Hanya ingin tau kamu dimana
Sedang apa, dan bagaimana?

Maafkan sayang
Bila tanya ini mengganggumu
Entah kenapa aku hari ini
Aku juga tak mengerti


Dengan Jalan dan Caraku

Panas menyengat kulit
Membakar jiwa yang kesepian
Keringkan bumi
Kucurkan keringat di dahi
Melelahkan mata menatap dunia

Berlari mengejar bayangmu
Kupastikan tak kan lelah
Tetap di belakangmu
Sampai harapan terkabul
Atau darah ini mengering

Jangan tanya sekuat apa
Jangan tanya setangguh apa
Jangan tanya sekencang apa
Jangan tanya berbuat apa
Jangan tanya dengan cara apa

Aku hanya berusaha
Hanya berjuang
Bertarung sekuat mungkin
Ikuti kata hati yang lama terpendam
Keyakinan kutanamkan di hati
Kuukir dalam jiwa

Jangan pernah merasa takut
Karena aku tak akan menyakitimu
Aku kan selalu mendukungmu
Selalu berusaha bahagiakan kamu

Dengan jalan dan caraku

Selamat Siang

Kutulis dalam penantian
Pulang kandang kupejamkan mata
Hanya tuk memandang bayangmu
Tanpa harus kehilangan kesadaran
Karna ku tau berbagai suara pun terdengar

Kopi buatan mu pun belum habis
Walau tanpa berkata
Aku hanya ingin menatapmu
Menikmati nikmatnya kopi ini
Hilangkan lelah hariku

Langkahmu pergi
Kutatap sampai menghilang
Ingin pergi bersamamu
Tapi ada ruang antara kita
Dalam diam termangu sepi

Sayang.......
Hati-hati di jalan
Kendalikan kecepatan
Jangan kejar tujuanmu
Karna tidak akan kemana

Aku tetap disini
Sampai tiba waktu
Berharap kan menatapmu

Sampai ujung waktu

"Sudah"

Pagi telah hadir
Namun ingatanku kembali berputar
Satu ucapmu tertinggal di telinga
“Tak kan melupakan sudah”
Hingga hati ini teriris

Jalan belum berujung
Gunung belum di puncak
Lembah belum di ngarai
Samudra belum bertemu benua
Maka tetaplah bersemangat

Jika nanti dunia kita tak berjumpa
Maka kupastikan hati ini tetap untukmu
Jangan kenang “sudah” di hati
Ingatlah sayangku padamu
Kenanglah cintaku untukmu

Bila dunia kita nanti menyatu
Maka “sudah” akan menjadi cerita
Dongeng indah untuk di hari tua
Karya sastra menjadi pedoman
Pada langkah kita berdua

Biar hati kita tetap bersama
“sudah” bukan alasan
“sudah” bukan dikenang
Hanya pelengkap dalam perjalanan
Kasih sayang kan ada di hati
Bersemayam dalam jiwa

Maka doaku “biarkan kami bersama”

Kutunggu Kabar Darimu

Alarm pagi berbunyi
Tanda kuharus menyudahi tidurku
Kusandarkan tubuh pada tembok yang dingin
Menghela nafas menambah semangat
Mengusir ingin tidur kembali

Jemari tanganku bermain
Menulis karya tanpa arti
Makna lebih penting dalam pemikiran
Agar rasa tersampaikan
Berharap alam kan tersentuh

Mencari makna dalam renungan
Kutulis dengan hati berdebar
Sebuah kata ungkapkan rasa
“aku sayang kamu”

Hari baru tlah dimulai
Semangat baru tumbuhlah dengan subur
Berikan arti padaku
Alasan untuk tetap melangkah

Dalam dingin pagi
Kutitipkan permohononan ini
Sampaikan pada sang pujaan hati
Pujangga menanti kabar
Apakah pagi tlah menyambutnya

Kutunggu dengan berdebar