Selasa, 31 Mei 2016

Mungkinkah

Tangis langit warnai bumi
Basahi kepala yang panas membara
Dingin menyelimuti tubuh
Menggigil tanpa rasa
Melangkah tanpa arah
Sembunyikan tetes air mata yang mengalir

Sepi hati tanpa jiwa
Melangkah pada satu kaki
Pincang semangat tetap bertahan
Terukir janji di hati
Kerinduan menjadikan bertahan

Dustai hati dan jiwa
Dengan kata dari mulut tak berarti
tatap yang tak lagi bertemu
namun lirik terus mencuri senyum
kata yang tak lagi menyapa
namun tetap terukir dalam halaman ini

kemana daging yang menumpuk di tulang
mengapa kulit yang membalut tubuh
kemana menghilang pemilik semangat
tanya dunia pada pujangga
hanya senyum terukir di bibir

manahan rindu yang terlarang
memendam cinta yang tak sampai
menjaga punggung dengan janji
menanti harapan menjadi nyata

mungkinkah kembali tersenyum
akankah kembali menyapa
menanti peluk hangatkan jiwa

aku masih mencintaimu