Tangis langit warnai bumi
Basahi kepala yang panas
membara
Dingin menyelimuti tubuh
Menggigil tanpa rasa
Melangkah tanpa arah
Sembunyikan tetes air mata
yang mengalir
Sepi hati tanpa jiwa
Melangkah pada satu kaki
Pincang semangat tetap
bertahan
Terukir janji di hati
Kerinduan menjadikan
bertahan
Dustai hati dan jiwa
Dengan kata dari mulut tak
berarti
tatap yang tak lagi bertemu
namun lirik terus mencuri
senyum
kata yang tak lagi menyapa
namun tetap terukir dalam
halaman ini
kemana daging yang menumpuk
di tulang
mengapa kulit yang membalut
tubuh
kemana menghilang pemilik semangat
tanya dunia pada pujangga
hanya senyum terukir di
bibir
manahan rindu yang terlarang
memendam cinta yang tak
sampai
menjaga punggung dengan
janji
menanti harapan menjadi
nyata
mungkinkah kembali tersenyum
akankah kembali menyapa
menanti peluk hangatkan jiwa
aku masih mencintaimu

Tidak ada komentar:
Posting Komentar