Hari
keenam
Saat
kutulis barisan kata ini
Ceritakan
mungkin tentang rindu membara
Tergambar
dalam layar mimpi
Bagai
telenovela yang bersambung
Tiap
hari dalam cerita yang berbeda
Dalam
ruang mimpi tadi malam
Kau
hadir dengan warna pink
Hanya
punggungmu yang kulihat
Kutatap
namun tak berani kusentuh
Langkahku
yang mengikuti mu
Tanganku
yang mengelusmu dari kejauhan
Air
mata lelaki lemah mengalir perlahan
Basahi
lahan-lahan hati yang penuh rindu
Hanya
menatap dalam kejauhan
Tawamu
dalam ruang mimpi
Kuresapi
tanpa ada getar beban disana
Begitu
riang dan gembira
Sungguh
terlepas dalam semua beban
Tanggalkan
semua kegelisahan di hati
Ketika
pagi menyapaku hangat
Aku
masih meringkuk pada lantai yang dingin
Tanpa
alas tanpa bantal
Berharap
sang fajarku kembali memelukku
Tersenyum
tulus kembali untukku
Dalam
mimpi dan nyataku
Bila
kesempatan itu hadir untukku
Ijinkan
aku memberikan tanya pada kakunya hatimu
Sebesar
apa dendam dan amarah di hatimu?
Hingga
semuanya bagai tertiup angin kencang
Berlalu
menghilang tanpa jejak
Acuhmu,
cacimu, engganmu, seenak hatimu
Aku
hanya berharap terjawab dengan tulus
Tanpa
topeng yang menyembunyikan wajah
Selamat
pagi untukmu
Fajar
sayangku
Shampoo
rinduku
Mimpi
yang kurindukan dan kutakuti
