Sabtu, 22 Oktober 2016

Telenovella Mimpi di Hari Keenam

Hari keenam
Saat kutulis barisan kata ini
Ceritakan mungkin tentang rindu membara
Tergambar dalam layar mimpi
Bagai telenovela yang bersambung
Tiap hari dalam cerita yang berbeda

Dalam ruang mimpi tadi malam
Kau hadir dengan warna pink
Hanya punggungmu yang kulihat
Kutatap namun tak berani kusentuh

Langkahku yang mengikuti mu
Tanganku yang mengelusmu dari kejauhan
Air mata lelaki lemah mengalir perlahan
Basahi lahan-lahan hati yang penuh rindu
Hanya menatap dalam kejauhan

Tawamu dalam ruang mimpi
Kuresapi tanpa ada getar beban disana
Begitu riang dan gembira
Sungguh terlepas dalam semua beban
Tanggalkan semua kegelisahan di hati

Ketika pagi menyapaku hangat
Aku masih meringkuk pada lantai yang dingin
Tanpa alas tanpa bantal
Berharap sang fajarku kembali memelukku
Tersenyum tulus kembali untukku

Dalam mimpi dan nyataku
Bila kesempatan itu hadir untukku
Ijinkan aku memberikan tanya pada kakunya hatimu
Sebesar apa dendam dan amarah di hatimu?
Hingga semuanya bagai tertiup angin kencang
Berlalu menghilang  tanpa jejak
Acuhmu, cacimu, engganmu, seenak hatimu
Aku hanya berharap terjawab dengan tulus
Tanpa topeng yang menyembunyikan wajah

Selamat pagi untukmu
Fajar sayangku
Shampoo rinduku
Mimpi yang kurindukan dan kutakuti