Kamis, 24 Maret 2016

Sore Itu

Sayang melangkah dari sisimu
Melewati pintu yang kau buka
Melangkah di jalan sepi itu
Tertunduk kepala ini tak mampu tegak
Menahan rasa tuk tetap disampingmu

Sayang percayalah
Sungguh rasa ini berbeda dengan langkah kakiku
Dia ingin bersamamu
Memelukmu, menciummu
Sungguh aku merasa hidup ini berarti

Berat langkah kak ini pergi
Beranjak dari rumah mu
Ingin mengajakmu  bersamamu
Tapi mungkin belum waktunya
Dan akankah waktu itu segera datang

Sayang sungguh rasa itu tak berbohong
Ini nyata seperti yang tak terucap
Jangan jauh dariku sayang
Aku lemah tanpamu
Kepalaku mati tanpamu

Kamu mengisi relung hati dan jiwaku
tak sedetik pun bayangmu hilang dari mataku
selalu menemani hasrat dan inginku
menemani setiap langkahku
ingin bersamamu

karena kamu buatku merasa ada

Paginya Penyu

Kata sang bijak
Lahir, hidup, jodoh dan mati
Semua karena kehendaknya
Jadi semua berawal dan berakhir pada waktunya
Sesuai keinginan sang kala

Tetapi sang bijak juga berkata
Semua yang ada di dunia
Tidak akan datang dengan sendirinya
Manusialah yang melangkah
Yang di atas hanya merestui atau tidak

Terkadang dunia hanya perbedaan
Dua sisi bagai koin logam bolak balik
Baik buruk
Salah benar
Siapa yang menentukan?
Manusia terkadang lupa

Pernah sang bijak berkata
Dunia lahir dari kesepakatan
Jadi apakah kesepakatan adalah restu Tuhan
Sedangkan kesepakatan adalah negosiasi
Tawar menawar akal akalan
Jadi apakah restu Tuhan adalah akal akalan

Sungguh terlalu letih rasanya berusaha
Jika pada akhirnya kata sang bijak
Berusahalah maksimal biar Tuhan yang menentukan
Ya.... sudahlah.......
Biar ku berusaha
Tanpa lelah dan jenuh

Paginya Shampoo

Benar - benar kesabaran yg di uji
Lebih berat dari tahun - tahun sebelumnya
Entah juga apa akan berlanjut ke tahun selanjutnya?
Yang menjadi pertanyaannya hanya satu, yaitu kenapa?

Iya itu...


Kenapa?

Mengutip kata - kata komersial yaitu jika waktu dapat di putar kembali
ingin kembali menata
Tapi sayang itu takkan bisa
Waktu yang terlalu ego atau manusianya yang ego?
Hayalan ingin kembali ke waktu rantau
Saat dunia bermain masih menjadi waktunya
Entah akan bagaimana dan kemana ini

Menghibur dan menguatkan diri
Berkata bahwa, "Kamu itu istimewa sehingga jalanmu seperti ini. Itu
lihat disana ada pita terbentang pertanda sebentar lagi sampai ke
finish lho. Bila kelelahan beristirahatlah tapi jangan lupa untuk
kembali lagi. Karena dia sang waktu takkan pernah berhenti ataupun
iba. Dan akan memberikan hasil penilaiannya dengan adil menurutnya dan
tanpa sogokan."

Lagi Penyu

seperti Yang terduga
dunia tak berpihak padaku
seperti yang lalu
penyu selalu berjuang sendiri

menjadi tukik lepas dari telur
keluar lubang tertatih lelah
hindari serbuan camar
berenang ke laut lepas

penyu yang kuat
penyu yang selalu sendiri
mengarungi dalam dan luas samudra
berenang tak tentu arah


kehidupan penyu selalu begitu
melangkah pelan ke hamparan pasir
sejenak melepas lelah
menumpuk pasir sembunyikan telur

kuasa para dewata
terlindung cangkang keras
namun dalam cangkang
daun ilalang pun melukai

umur panjang sang penyu
hanya tuk ratapi nasib
entah percuma atau berguna
biarlah sang penyu selalu begitu