Hei..........
Entah kenapa aku kehabisan kata-kata untuk mengukir
perasaanku pada halaman ini.
Beberapa saat aku sangat ingin menulis tetapi ketika
memulainya aku kebingungan, entah harus dimulai darimana
Banyak hal dalam pikiranku yang ingin kusampaikan
Tapi entah kenapa tak satu pun kata terangkai menjadi
barisan kalimat tuk gambarkan perasaan ini.
Atau mungkin karena kita tidak pernah berkomunikasi lagi
ya? Hahahahahaha...................
Atau pujangga kesepian ini sudah berkarat sehingga tak
mampu lagi berkarya. Hehehehehe
Hari ini aku menikmati suara sengaumu. Kamu masih pilek
ya?
Hmmm...............
Ada yang ingin kuceritakan padamu.
Kira-kira satu minggu yang lalu, setelah merenungkan
rekaman suaramu, akhirnya aku mencoba mengalah lagi sama dia (kamu tau kan
siapa yang kumaksud).
Aku mulai mengalah lagi. Dan akhirnya seperti biasa yang
terjadi, seperti yang aku ceritakan, yahhhh mulai baik-baik lah. Walau dengan
memendam kekesalan aku jalani karena janjiku padamu.
Namun seperti biasanya, seperti yang sudah lalu, dua hari
kemudian, yahhhh persis ketika kamu datang ke taman tempat festival itu, dia
mulai bersikap aneh lagi.
Setelah aku pulang menjemput adik, karena kelelahan aku
langsung merebahkan diri di tempat tidur. Entah kenapa dia hanya diam dan
pura-pura sibuk pada pekerjaannya.
Karena aku sangat lelah aku biarkan saja sementara,
fikirku setelah bangun nanti mungkin dia mau bicara lagi. Dan ternyata hasilnya
nihil, dia tetap ga mau bicara juga.
Karena aku merasa tidak bersalah aku juga diam, tapi
beberapa kali aku mencoba tuk berkomunikasi.
Esoknya....... ketika akan berangkat ke kantor, entah
kenapa dia memberikan catatan belanja bulanan, katanya “ini kebutuhan bulanan
yang harus dibeli”.
Sejenak aku terdiam............ bukankah sebelumnya aku
sudah bilang karena kondisi kantor demikian (mengerti kan, segalanya harus
ditalangi terlebih dahulu, karena tanggung jawab seh..... aku mau
melakukannya). Bahkan beberapa kali pun aku sampai meminjam uang pada orang
tuaku (tapi begitu dikembalikan dari kantor, aku selalu mengembalikannya kok).
Aku sempat bertanya “apa maksudnya ini.........” jawabnya
“kamu kan pemimpin disini jadi kamu yang harus bertanggung jawab”
Aku kembali terdiam.............. dan kubilang “penghasilanmu
di bawa kemana?” jawabnya “terserah aku donk”. Karena kesal aku hanya bisa
bilang “semua kebutuhan si kecil aku akan penuhi semua, tetapi kebutuhan lain
silakan penuhi masing-masing”.
Sampai sekarang kami diam seribu bahasa, tanpa kata
terucap dari bibir kami. Bertegur sapa pun menjadi haram. Oh ya..........
sepertinya dia mengadu lagi ke banyak orang, aku sadari itu, dan aku di
posisikan di sudut mati.
Bahkan sebelum aku menulis ini pun, aku banyak mendapat
ceramah (tau kan dari siapa). Aku Cuma diam tak mampu menjawab, karena toh
kalau aku cerita aku kan selalu disalahkan, karena dia punya penghasilan (itu
yang selalu dipesankan dari dulu). Aku hanya bisa mundur perlahan dan pura-pura
akan mengambil sesuatu.
Haruskah aku yang meminta maaf............... ahhhhhhhh
aku bosan selalu begini terus. Yahhhhhhh mudah-mudahan seperti pesanmu semua
ini akan ada pemecahannya.
Sejujurnya aku menyerah dengan semua ini. Aku tak mampu
berdiri lagi. Sebenarnya hal yang memalukan adalah bukan karena kita ketika
harus jatuh tetapi mampu berdiri lagi, tetapi aku malu karena ketika jatuh aku
tak mampu berdiri lagi.
Jika bukan kerena pesanmu dan janjiku padamu, mungkin aku
menyerah dengan semua ini. Aku lelah sungguh lelah.
Maaf aku harus bercerita dengan cara seperti ini. Sungguh
aku tak punya tempat cerita lagi, dan aku tak mau mendapat kasihan dari orang
lain lagi. Biarlah semua ini hanya aku yang tau. Hanya aku yang merasakan. Lelah
ini, bosan ini akan kunikmati sendiri, sungguh sendiri sampai nanti.
Oh ya lupa..... selamat beraktifitas. Semoga hari-harimu
menyenangkan. CU