Selasa, 19 April 2016

Awal Perjumpaan

Hei ini aku penyu........

Hari ini aku akan bercerita tentang hari dimana aku pertama kali melihat dan memandang si Shampoo, yang kini seakan memusuhiku. Bahkan dalam mimpi ku pun, ketika aku melepasnya jika kami tidak berjodoh aku hanya ingin tetap bersahabat dengannya, tetap berbagi cerita dengannya, karena dia orang kedua yang benar-benar mau mendengar ceritaku tanpa memandang diri ini sebelah mata.

Aku tulis cerita ini di tempat yang jauh darinya, bahkan mungkin lebih baik seperti ini, untuk membuatnya nyaman bekerja. Aku tidak ingin membebaninya lagi dengan masalah. Aku tidak ingin ada air mata mengalir lagi di pipinya. Aku ingin dia bahagia.

Aku mulai ceritanya..............................
Di tempat bekerjaku yang dulu. Kira-kira enam tahun dari tempatku bekerja sekarang. Ditunjuk sebagai wakil lomba ke tingkat Propinsi.

Saking bersemangatnya orang-orang di tempatku bekerja, kami mempersiapkannya siang dan malam, walau dengan berbagai keterbatasan yang kami punyai.

Malam hari pun kami tetap bekerja. Kala itu ada kebiasaan makan  bersama untuk sekedar menghibur diri dan melepaskan lelah. Dan hari itu seperti biasa ikan laut kami bakar untuk bahan makan malam.

Aku dan seorang teman bertugas membakarnya. Karena kami merasa kesepian  aku coba memutar lagi di handphone, namun ternyata temanku tidak menyukainya. “Ah jangan lagu itu pak” katanya...... aku sempat terdiam, karena biasanya temanku itu selalu tidak protes dengan lagu-lagu yang kuputar.

“ya sudah... di HP mu ada lagu bagus ga? Putarlah....” jawabku sekenanya.
Dia mengambil HP nya dengan sigap. Lalu setelah memilih salah satu lagu dia bilang pada saya “dengar baik-baik pak, lagu ini akan memberikan inspirasi dan kenangan buat bapak”

Aku hanya diam, tapi dalam benakku kukatakan “lagu apa seh, sehebat apa lagu itu” tapi untuk menghargai perasaannya aku jawab “okelah putar agak keras ya......”

Lagu itu pun diputar...... awalnya aku tidak terlalu mendengarkan dan memperhatikan liriknya, namun setelah lirik “...............semua yang kuucap dan kudengar aku buat dari doa” aku sempat merenung, memikirkan arti lirik itu. dan anehnya ada getaran di dada yang mendorong aku meminta lagu itu untuk di tranfer ke HP ku.

“minta lagunya ya.... tranfer ya” kataku pada teman.
“tuh kan bapak suka” katanya meledek.

Aku hanya diam, lalu dia mengirimkan file lagu itu padaku.
Entah kenapa lirik lagu itu terus terngiang di telingaku, yang akhirnya mendorongku untuk menghapal lagu itu. bahkan saat sembahyang pun aku mencoba menghapal liriknya.

Hingga esok harinya pada saat lomba dimulai aku pun asik menghapal lirik lagu itu. dan tiba-tiba saja... “braakkkkk” suara pintu mobil tua menghentak lamunanku. Ternyata kenalan lamaku turun dari mobil, aku bergegas menyapanya.

“eh kamu yang tugas ya... sama siapa?” tanyaku
“tuh sama cewek cantik” candanya

Aku melirik ke arah mobil tua itu, dan dadaku langsung berdegup kencang. Sudah terduga kan... ya dia yang kupanggil Shampoo turun dari mobil.

Dengan senyum akuhnya yang tinggi, dia turun dari mobil. Ada kekesalan terpancar dari mukanya. Aku hanya terdiam, setelah mempersilakan temanku untuk mengatur acara, aku mencoba memandangi si Shampoo. “hmmm anak ini kenapa marah-marah” tanyaku pada diri sendiri.

Dia langsung menuju tempatnya bertugas. Aku mencoba menyapanya, tapi wajah sinisnya membuat aku mengurungkan niat. Setelah dia duduk aku mencoba mengawali pembicaraan. “oh ya, susunan acaranya sudah benar kan? Tanyaku.

Dengan nada tinggi dia menjawab “mana susunan acaranya, saya belum terima”

Aku terdiam.... aku mengalah.... lalu kupanggil temanku untuk mengambilkan dan menyerahkan padanya. Dia membaca dengan seksama dan dengan cepat tangannya menulis pada lembar kertas.

“tolong ambilkan snack untuk dia” kataku pada teman kerjaku
“ya pak” jawabnya lalu dengan cepat menyerahkan pada si Shampoo

“Makasi, taruh saja disana” jawabnya dengan masih agak ketus.

Acara pun dimulai, karena undangan tertinggi sudah datang. Selama acara berlangsung aku terus memperhatikannya dan tampaknya aku benar-benar tertarik padanya.

Selama bertahun-tahun aku selalu memperhatikannya setiap ada acara, tanpa ada satu kata terucap kepadanya. Tiap kali bertemu aku tak sanggup memandangnya.

Tau alasannya kan..... kalau belum tau baca tuh di cerita sebelumnya pada tag “ceritaku tanpamu”

Sampai hari ini seperti di awal ceritaku. kami seperti bermusuhan, tanpa sapa, tanpa senyum, haram untuk memandang. Mungkin kekesalannya pada diriku terlalu dalam ataukah ada alasan yang lain. Biarlah seperti ini. Aku menunggu maaf nya. Sampai kapan pun aku menunggu dia bercerita kenapa jadi seperti ini.

Maafkan aku shampoo.


Siang ini

Hari ini mendebarkan hatiku
Ketika masuk ke dalam mobil
Bukan aku yang mengemudi
Temanku yang tidak banyak bercerita
Entah kenapa atau Cuma kebetulan
Lagu itu terdengar nyaring

Seketika tawaku terhenti
Terdiam termangu dalam keramaian
Teringat ceria wajahmu
Senyummu yang khas terbayang di mataku
Sejenak aku ikut bernyanyi
Bayangkan kamu duduk di sampingku
Seperti waktu itu

Ketika waktu acara dimulai
Ketika temanmu duduk disampingku
Entah kenapa mataku tertuju pada mikrofon
Kembali terbayang dirimu berdiri disana
Memandu acara dengan lantang

Terkenang di ingatanku
Harusnya kita berdua disini
Rencanaku kita berfoto berdua
Di atas tanaman berduri
Ternyata hanya hayalku
Hanya impianku
Biarlah tetap menjadi harapanku

Karena aku tak akan menganggumu