Jumat, 19 Februari 2016

Kau Benar

Kau benar satu hal sayang
“kau yang pertama tapi bukan yang pertama”
Kau benar sungguh benar
Hingga aku tak mampu harus berkata apa

Aku hanya mampu katakan
Aku sayang kamu melebihi aku sadari
Sungguh sungguh sayang
Benar benar sayang

Kau yang pertama bilang
Aku seksi dengan tahi lalat itu
Aku pantas  dalam berpakaian
Kau suka gaya rambutku

Kau juga yang pertama
Menyukai ciumanku
Memberi harapan pada kehidupanku
Memberi perhatian hinggaku sadar diri

Aku harus berkata apa sayang
Janji rasanya tak pantas kuucap
Hanya harapan yang kusimpan di hati

Bersama menjalin impian

Temanmu

Teman kesayanganmu tadi datang
Bawakan roti kukus buatannya
Teriakan khasnya terdengar
Lembut memanggil namaku

Teringat aku akan suaramu
Akan pergi dengannya
Menyelesaikan hal yang tertinggal
Setelah kesibukan raya

Melonjak aku dari dudukku
Kulihat dari balik jendela
Tinggi tubuhnya melewati pagar
Kucari dirimu dengan perlahan

Tapi tak kutemukan
Kau ternyata tidak bersamanya
“hanya bawa ini” tanyaku
“iya sekarang mau kerumah teman” katanya

Sedikit kecewa
Tapi tak mengapa
Aku hanya berharap

Menyapa dan memegang tanganmu

Mimpi tadi malam

Malam tadi kau hadir dalam mimpiku
Bersama senyummu menikmati perjalanan
Panjang jauh entah kemana
Berdua tanpa terbatas

Kunikmati tiap langkah kita
Kupegang erat tanganmu
Kau berkata............
“kita mau kemana?”

Aku hanya tersenyum
Diam tanpa kata
Kuanggukkan kepala
Tanda kukatakan “Percayalah”

Tersadar dari mimpi
Termenung aku mencari makna
Kupegang dada tuk sampaikan padamu
Semoga pagi tadi tersampaikan

Sungguh aku sangat inginkan
Mimpi indah menjadi nyata
Senyummu dalam mimpi
Dan langkah kita bersama

Terbalut kerinduan
Aku hanya membisu
Tak berujar kata
Akankah tercapai

Duh... Hyang Widhi

Memulai hari

Hari kumulai dengan membaca suratmu
Dengan mengintip tembokmu
Mengamati pembaruanmu
Membuat hati ini berdebar kencang

Ingin mendengar suaramu
Melihat wajahmu
Membelai rambutmu
Hingga jitak kepalamu

Dada ini tak berhenti melompat
Membuat nafas ini tersengal
Menahan gemuruh di dada
Mungkin hanya kamu yang mampu meredakan

Terdengar suaramu disana
Menggetarkan gejolak jiwa
Ingin bersamamu
Merangkai impian baru

Kusimpan semua di hati
Hingga nanti berjumpa
Jika kempatan milikku
Kan kulabuhkan semua