Kamis, 28 Juli 2016

Aku terpaksa menjauh

Bumi bergetar berguncang
Angin berhenti berhembus
Mentari hilang dari langit tinggi

Seorang pengecut lari tunggang langgang
Tak sanggup berhadapan
Hilangkan diri dari kenyataan
Tak kuasa menahan perih

Pilihanku menjauh pergi
Agar tak sesak nafas ini
Menahan rasa tak terkendali
Perih jiwa beban di hati
Aku terpaksa menjauh pergi

Sulit bagiku melupakan
Sulit bagiku melepaskan
Kenangan menyiksa diri
Membelenggu langkah tuk maju

Mungkin lebih baik menyerah
Karena tak sanggup sungguh tak sanggup
Ingin segera menghilang
Pergi jauh meninggalkan kenangan

Tiap sudut kota
Tiap jalan yang kulalui

Menyiksa ingatan

Kehidupan

Kehidupan adalah perjalanan panjang
Kapan dan dimana akan berhenti siapa yang tau
Penuh liku dengan jurang terjal
Rimbun pepohonan menghadang di depan
Padang ilalang, semak belukar menjadi teman perjalanan
Gurun tandus pun menjadi aral perintang
Demi sebuah taman yang indah

Bagai misteri yang bercerita bersambung
Tiap adegan gambarkan situasi berbeda
Bahagia, sedih, ketakutan, penderitaan bagian kecilnya
Episode berlanjut penuh drama yang memilukan
Intrik, kecurangan menjadi bagian pentingnya
Hingga klimaks nanti penentuan pemenang
Kehendak hati sang sutradara

Hidup terlalu berat tuk disia-siakan
Bahkan bila tlah diperjuangkan
Langkah panjang pun percuma
Bila takdir yang berkuasa
Bukan kealpaan semata
Hanya terus berusaha pilihan satu-satunya

Terlalu naif bila berdiam diri
Karena tidak akan pernah memberi keadilan
Hidup penuh dengan penderitaan
Walau dengan berbagai hal positif disekitar
Melakukan hal yang dianggap benar
Namun memang sudah harus seperti itu

Hidup pula yang kan mempertemukan
Dua dunia yang berbeda-beda
Alam-alam kan saling berkaitan
Bertemu menjadi sebuah rangkaian keindahan
Namun mungkin juga sebuah neraka kehidupan

Dalam pusaran takdir yang tak bertepi
Hidup kan mempertemukan sebuah hati
Dengan siapa kan bertemu
Dengan siapa tidak kan bertemu
Dengan siapa kan menyatu
Dengan siapa kan berpisah

Desahan nafas di pagi hari yang dingin
Membekukan tiap rongga dada
Terdiam membisu menatap langit
Ke barat mungkin agak ke utara di atas kepala
Dimana tempatmu berada