Dalam
celotehan pemimpin kuru
Kasak
kusuk prajurit di barisan
Bayang
wajahmu memeluk
Meyesakkan
nafas
Kututup
mata
Berharap
gelap kan menghapus ingatan
Kuisap
udara sedalam-dalamnya
Tak
jua mengusir wajahmu
Seakan
melekat dalam pelupuk
Hela
nafasku bersama terjangan mentari
Kubiarkan
semua mengalir dalam darahku
Kupeluk
bayangmu dalam hayal
Kulepaskan
kerinduan bersamanya
Karena
bidadariku terbang menjauh
Entah
apa kata perwira kuru
Hanya
melewati rongga telinga
Terngiang
dalam telinga
Bisik
mesramu
Kata
sayangmu
Bolehkah
aku meridukanmu
Akulah
pecundang sejati
Kini
kusadari
Tanpa
bisa merubah
Kulepaskan
semua bukan kuasaku
Biarlah
waktu menguasai