Rabu, 27 April 2016

Mengenangmu Lewat Lagu

Lagu itu berkumandang memenuhi ruangan
Buatku tersadar dari lamunan
Senyum sempat tersungging di bibirku
Mengenang wajahmu yang dulu
Tersipu kala lagu ini berputar

Kala itu sering kupandang wajahmu
Kuperhatikan matamu
Kulihat bibirmu
Termangu pada rona pipimu

Mengenangmu lewat lagu
Hanya itu yang bisa kulakukan kini
Kadang kupeluk bayangmu
Dalam mimpi siangku
Hingga tak terasa jiwa ini melayang

Ingat padamu......
Lagu ini buatku ingat padamu
Buat jantung ini berdetak semangat
Percayalah selama ini tak pernah kurasakan
Hanya pelukanmu meredakan
Marah, sedih, dan kegundahan di hati

Namun kusadari hanya mimpi
Mimpi yang terlalu indah
Mimpi yang sungguh manis

Biarlah menjadi mimpiku
Kan kusimpan dalam hati dan jiwa
Karena ...........

I Love You

CCTV

Harus kuakui aku sering memata-mataimu
Jujur kuakui aku selalu memperhatikan gerakmu
Kusadari aku selalu mengamati perubahan sikapmu
Ku tahu aku selalu melakukan berbagai cara
Hanya tuk mengetahui
Kamu dimana?
Sedang apa?
Berbuat apa?
Dengan siapa?

Saat itu pula aku menyadari
Aku seolah menempatkanmu dalam ruang tertutup
Yang kuawasi dengan CCTV
Menempatkan beberapa mata-mata
Tapi sungguh itu demi melindungimu

Namun sejak janji itu
Aku tak pernah melakukannya lagi
Aku tak berani berbuat seperti itu
Sungguh aku tak berani melakukannya
Aku memegang teguh janji itu

Namun doaku tak henti padamu
Semoga semua kesialanmu
Semoga semua hal buruk padamu
Segera berakhir
Berubah menjadi keberuntungan
Rejeki berlimpah
perlindunganNya selalu menyertai

hei kamu yang disana
percayalah padaku
aku selalu memegang janjiku
percayalah padaku
jangan takut padaku

karena aku tak ingin kamu bersedih

Malam Kelam

Kuceritakan malam kelamku padamu
Kepergianmu meninggalkan luka
Pada hati dan jiwaku
Mungkin hanya kamu yang kan bisa mengobati
Atau biarlah waktu yang kan memberikan ramuannya

Kadang dalam ramai hanya bisa terdiam
Senyum mereka mengejekku
Mereka memenangkan pertempuran yang baru kumulai
Aku kalah sebelum bertarung
Mungkin karena tanpa dukungan
Atau karena memang seharusnya kalah

Aku takut mati sia-sia
Aku takut gagal meraih yang kuinginkan
Lalu aku akan membenci diriku
Karena kegagalan itu

Aku takut tak bisa beristirahat dengan tenang
Dan selamanya menderita
Ini adalah kisah hidupku
Hukuman kejam untuk binatang sepertiku
Sebab dan akibat yang harus kuterima
Sehingga inilah upah yang harus kubayar


Kadang berfikir dalam gelap
Datanglah ...... sudah terlanjur seperti ini
Biar mati sekalian tersobek-sobek
Biar darah dan dagingku meresap kedalam tulang

Mabuklah tenggorokanku
Sehingga nyanyianku akan terdengar riang
Sehingga mulut ini bersenandung senang
Biar hati dan jiwa meringis tangis

Membusuk dalam kuburan kenangan

Selamat Pagi

Hei selamat pagi ...............
Aku rasa kamu sudah di tempat kerja, lagi apa? Sibuk ga?
Aku menulis surat ini di gedung utara bawah.
Cuma mau bilang selamat pagi aja.........
Semoga harimu cerah.

Oh ya.... beberapa teman juga masang pick lawas yang di DP mu itu. beberapa dari status mereka bilang merindukan saat-saat itu katanya kompak.

Mungkin benar yang di bilang lewat mulutnya...... sepertinya mereka lebih senang dia ada disana, entah karena apa. Atau mungkin karena saya tidak bisa mengikuti kehendak mereka dalam kata lain saya malah membuat kacau situasi.

Semalam saya memimpikan kamu.......
Ya.... Cuma liat kamu tersenyum aja seh. Sungguh sangat merasa senang walau Cuma dalam mimpi. Mimpi yang indah semalam, sungguh sangat indah bagiku.

Bahkan saat menulis ini pun aku sangat merasa senang, hati ini berbunga-bunga, bagai ketika di pinggir laut mendengar “siren” yang memanggil.

Aku hanya bisa diam disini menyampaikan rasa yang kupendam semakin dalam, karena demi kebaikan semuanya. Entah akan seperti apa? Entah berapa lama akan bisa kupendam, biarlah kunikmati seperti enam tahun yang lalu.

Jujur saja aku sangat ingin kembali bisa melihat, mendengat, dan mengetahui kabarmu. Maukah kamu menerima bila ku invite BBM, maukah kamu buka lagi blokir line saya, dan maukah kamu terima lagi pertemanan di facebook. Aku sangat berharap, Cuma sekedar ingin tau kabarmu itu saja, tidak akan mengganggumu.

Oh ya.... aku lupa bilang aku memilih ruangan ini karena di ruangan inilah kamu mulai menjauh dariku. Setelah orang itu mengajakmu berbicara empat mata di ruangan ini, dan membuatmu menangis, seolah-olah Jakarta menjadi kota yang menyeramkan bagiku. Sungguh sangat menyeramkan.

Sudahlah aku hanya ingin menikmati ini saja disini walaupun sendiri, sekali lagi selamat pagi, selamat beraktifitas.

Hahahahaha saya lupa.... kira-kira tulisan ini di baca ga ya?