Jumat, 18 Maret 2016

Kamu Dimana Sayang?

Kamu dimana sayang?
Sedang apa sayang?
Ku telpon kamu kamu kemana
Resah dan gelisah aku memikirkanmu

Siang yang panas ini
Sejenak aku terlelap dalam mimpi
Terbangun karena wajahmu terbayang
Tersentak karena suaramu memanggil

Kupanggil namamu sayang
Jauh.... berharap kau mendengar
Kamu kemana sayang
Sedang apa dirimu sayang

Tak bisa kuhentikan lompatan dada ini
Walau kugoda teman jangkungmu
Kukerjai sampai dia tak nyaman
Tertawa walau dada ini meringis

Kamu dimana sayang?
Sedang apa sayang?
Ingin kudengar suaramu yang indah
Bertanya sedang apa?
Sudahkah makan siang ini?

Kamu dimana sayang?
Sedang apa sayang?
Aku memikirkanmu saat ini
Aku menginginkanmu saat ini


Hatimu yang Lemah

Dibalik angkuhnya senyummu
Hatimu itu sangat lemah
Demikian sakit perlakuannya
Terombang ambing bagai kapal tanpa jangkar
Kau tetap mengharapkannya

Hatimu yang lemah
Buatmu terlena pada alam mimpi
Tidak sadarnya dunia khawatirkanmu
Tidak pahamkan dunia menyayangimu
Haruskah biarkan hatimu selemah itu

Hatimu yang lemah
buatmu matikan otak dan hidupkan rasa
ataukah hanya terhipnotis pada barisan kata
terayu oleh gombalnya kalimat sendu
terbuai pada rayuan sesaat

hatimu yang lemah
jangan kau biarkan melemah
lihatlah sekelilingmu
perhatikan dengan rasa dan hatimu
sentuh mereka dengan pelukan sayangmu

hatimu yang lemah
dihadapkan pada dua jalan pilihan
kau akan pilih yang mana sayang?
Tapi kupastikan mendukungmu
Jalan manapun yang kau pilih

Demi rasa sayang ini
Demi kehidupan yang sedang kujalani
Kupastikan mendukungmu
Jalan manapun yang kau pilih
Aku tetap di belakangmu


Bingung

Ternyata hari ini hatimu berdebar juga
Mungkin melebihi debaran hatiku
Kamu tau hati ini menjadi ciut
Menjauhi batas logika

Sayang..... aku termenung mendengar
Kebingungan seperti kerbau kekenyangan
Harus jawab apa?
Harus berbuat apa?

Kumohon sayang......
Jangan kecilkan hatimu
Suatu saat pasti bisa seperti itu
Bersabarlah jangan terburu

“katamu” buatku kebingungan
Tenanglah kumohon bersabarlah
Karena jalan harus dilalui
Mungkin memang seperti itu

Jujur tak sanggup aku apa
Tak sanggup harus berkata apa
Bahkan sajak ini hanya berulang-ulang
Tanpa ujung awal dan akhir

Sayang aku tetap mendukungmu
Apa pun keputusan itu
Jalan yang manapun

Aku selalu ada untuk mendukungmu

Berdebar Hati ini

Entah kenapa sejak pagi
Hati ini berdebar kencang
Pagi kumulai dengan menggoreskan kata
Guna sampaikan indahnya sepanjang hari

Kulalui jalan dengan berliku dengan mebayangmu
Bernyanyi sengau berharap kau mendengarnya
Menikmati dinginnya pagi
Mengandai kau ikut menikmati segarnya udara

Dada ini tak berhenti berdebar
Seolah sampaikan berjuta rasa
Yang tidak terungkapkan padamu
Rasa yang begitu ingin kusampaikan

Saat kutulis sajak ini
hati ini tak berhenti berdebar
ingin mendengarmu
Ingin menemuimu

Kusampaikan rasa ini dengan hati ini
Kuharap hatimu pun mendengarnya
Sebagaimana hatimu mampu deteksi kehadiranku
Walau mata tak sempat menjangkau


Sepanjang Hari adalah Kamu

Fajar adalah yang paling aku tunggu
Karena ketika fajar tiba
Aku bisa berharap memandang wajah tidurmu
Untuk menyemangati hari ku

Fajar memberikanku harapan
Aku harus tetap kuat
Aku harus tetap bertahan
Demi untukmu harapanku

Aku menyukai matahari ke atas kepala
Karena aku bisa menikmati kopi seduhanmu
Guna tenangkan kegaduhan jiwaku
Dengan hangatnya pelukan perhatianmu

Sengatan matahari
Yang selalu buatku gundah
Kini tentram dengan aroma kopi
Dan senyuman manismu sayang

Menjelang tengah malam adalah paling mendebarkan
Sama sekali bukan karena takut
Tapi karna  aku bisa menjadi bayanganmu
Yang mengawasimu dari gelap

Memandangmu dari jauh
Perhatikan gerakmu berjuang
Sungguh semakin buatku jatuh cinta

Membuatku menikmati debaran sayangku padamu