Kamis, 15 September 2016

Antara

Sejenak kau menampakkan diri
Lalu menghilang diterpa angin
Sejenak itu pula kebahagiaan menyeruak
Lalu tenggelam ditelan bumi

Pikiran melayang tak tentu arah
Terbang besama angan
Lalu menghilang di balik awan
Berkerudung mendung kelabu

Berusaha tersenyum menyapa bidadari
Tapi hanya pandangan dingin kudapat
Bibirmu menggumam tak tentu
Hanya tatap semu yang kudapat

Entah apa yang dipikiranmu
Dinginnya hatimu tak mampu kuhangatkan
Bekunya rasamu tak sanggup kucairkan
Langkahku yang kaku tak mampu mengejar

Suatu saat nanti
Aku hanya bisa berharap
Membelai angan dalam mimpi
Meraih rasa dalam angan
Bila nanti pasti kutepati janji

Hanya mampu bersiap diri

harus kuat

Mendengar suaramu di pagi hari
Di seberang sana
Di telpon menyapaku
Tanpa ada beban terdengar suaramu
Mungkin karena terbiasa di udara
Atau karena memang tak ada rasa

Tak mengapa sungguh tak mengapa
Hanya sampaikan sedikit keluh
Tanpa bermaksud mengganggu
Tanpa merayu

Mungkin kini aku mulai terbiasa
Dengan semua rasa yang membebani
Seperti puluhan kilo besi yang kuangkat
Membentuk tubuhku menjadi sempurna
Seperti janjiku padamu

Aku harus kuat
Sungguh harus lebih kuat
Aku harus berusaha sendiri
Tanpa bantuan pada yang lain
Karena aku tak mau bergantung lagi

Semua demi rasa nyamanmu
Semua demi bahagiamu
Demi ketenanganmu
Lalui semua aral perjalananmu

Doaku bersamamu
Tulisan ini tiap hari kan mengabarimu
Tentang semua rasa
Tentang curhatku padamu

Selamat pagi