Sabtu, 16 Juli 2016

hati yang tersesat

Kurasa hati ku semakin tersesat
Arah yang kucari semakin tak menentu
Malam semakin menakutkan
Hadirnya mimpi menjadi horor tersendiri
Labuhkan lelah kini pun tak mampu

Waktu terus berlalu
Hari pun berganti
Namun aku semakin terpuruk
Dalam keputusasaan jiwa
Terhempas oleh ombak derita ini

Langkahku entah kulangkahkan kemana
Semakin tak terarah
Terkadang hanya sebuah keharusan
Keinginan hati terlupakan sudah
Karena satu kewajiban

Hati ini perih semakin perih
Kebimbangan, kebingungan mendera tak henti
Entah sakit, entah hampa
Semakin baur dalam fana
Dunia semakin kubenci

Janji kupegang erat di hati
Kuresapi dalam jiwa
Luka semakin menganga lebar
Harus kurapatkan bagaimana

Karena kini musnahlah sudah

Tulisan kacau

Sungguh aku mencoba tidur malam ini
Namun mataku menolaknya
Kepala ini memberontak
Tubuh ini menggigil melawan

Pikiranku melayang ke angkasa
Wajahmu terbayang di mataku
Gumammu menyanyikan lagu neng “S” terngiang di telingaku
Kecup bibirmu terasa hangat di pipi

Berbatang rokok tlah kuhabiskan
Tiga botol bir tlah menemani
Hanya untuk menidurkanku
Menenangkan jiwaku yang kelabu
Melemahkan pikiranku yang berkuasa
Namun tak berguna
Aku tak sanggup tidur

Sedang apa kamu sayang?
Kemana kamu sore tadi?
Kenapa tidak terdengar suaramu di udara?
Huft ........... aku terus bertanya
Yang akhirnya kujawab sendiri

Jemari ini ingin menulis
Namun kepalaku kosong
Jiwaku ingin berlari
Hatiku berdebar tidak tentu
Entah akan jadi seperti apa
Aku hanya menulis

Tulisan kacau ini