Senin, 22 Agustus 2016

Setelah menghindar darimu

Melangkah bersama mentari
Bersembunyi pun bersamanya
Lalui hari dengan penuh kebimbangan
Kala rindu yang kurubah menjadi amarah
Agar di mata musuh terlihat kuat

Kuakui diri ini kalah dari sang bulan
Cerdiknya memainkan alunan musik
Akalnya yang bercengkrama pada kartu
Menggunakan tangan dan kakiku
Menjatuhkanku pada lubang hati terdalam
Merangkulmu dengan kata bijak

Namun kusadari
Mungkin jalan yang terbaik
Agar dirimu bahagia
Nyaman pada langkah masa depan
Tak terganggu pada mimpi dan harapanku

Tanpa dendam meredam amarah
Berjalan penuhi panggilan waktu
Bertahan demi sebuah janji
Menanti untuk pengharapan
Semua tabir kan terbuka pada waktunya

Biarlah rasa yang takut kuberi nama cinta ini
Semua hasrat yang ingin kunamakan sayang
Kusimpan dalam tiap langkahku
Kualunkan dalam melodi keacuhanku
Kumainkan dalam tiap kata ku

Berjalanlah sayang
Lurus terus kedepan
Melaju dengan pasti
Biarkan pria lemah ini di belakangmu
Hanya mengawasimu
Tak kan mengganggumu
Segala keputusanmu adalah dirimu
Aku hanya mampu mendukungmu
Biarkan aku tetap mengharapkanmu
Dari belakang

Dalam balik bayanganmu

Selamat Pagi Poo

Hei POO........

Maaf ya masih memanggil namamu dengan sebutan itu. Jujur saja walau setelah sekian lama berlalu, aku masih belum saja bisa melepas perasaan ini. Makanya setiap bertemu kamu aku selalu menghindar, tidak mau menatap matamu, hanya sekedar saja menjawab bila kamu bertanya, bahkan hari ini pun aku sengaja memilih mengerjakan tugas lain menuju ke tempat jauh hanya untuk menghindari kamu.
 
Ya... aku mencoba 3 (tiga) hari ini menjauhi kamu, tapi jujur rasanya sangat sakit sekali, perih sangat perih. Berkali-kali kemarahan tak mampu kukendalikan dengan baik, sehingga aku memilih menyendiri di ruang gelap. Hahahaha seperti anjing rabies ya yang takut matahari.

Oh ya ............ boleh jujur ga? Aku punya firasat (abaikan bila ga ada ya), kamu sering ketemuan dengan si Bulan. Dalam pertemuan awal kamu sering menangis di depannya, walaupun kini mungkin sudah kamu tahan-tahan.

Entahlah ini rasa cemburu atau rasa iri atau apalah, jujur saja semalaman aku berusaha mengendalikan perasaan ini. Ada yang mengganjal terus dalam hati. Entah dengan siapa aku harus bercerita.

Seperti setiap kamu siaran kamu pasti putar lagu “a thausand years” atau kalau nggak kamu putar lagu “kamu cantik hari ini” yahhhh lagu-lagu yang mengarah padanya.

Kemarin juga waktu bercanda dengan temanmu waktu siaran minggu, betapa semangatnya nada suaramu mengatakan artis, mengubah penampilan, ingin merubah suasana. Yahhhh..... aku jadi baper aja.

Tapi kamu tau kan, firasatku jarang yang salah. Dalam hati kecilku ingin mencari tau seh..... dan itu sangat gampang bagiku. Tapi kali ini aku tak akan melakukannya. Aku sudah janji sama kamu dan orang tuamu kan. Sungguh aku tak kan melakukannya.

Lalukanlah apa pun yang membuatmu bahagia, membuatmu tersenyum dan tertawa lepas. Jika kini permainan gitar dan pianonya atau hanya mendengarkan namanya membuat hatimu berdebar-debar ya.... nikmatilah. Aku tetap disini menikmatimu dari jauh, dan terus membuat curahan hati di halaman ini sendiri.

Entah bagaimana mengatakannya. Dalam hatiku, kamu sudah memenuhinya, aku sangat mencintai kamu. Aku masih sangat mengharapkanmu. Walaupun hanya dalam mimpi.

Oh ya .... kamu sudah tambah gemukan dikit sekarang, mungkin seperti kata temenmu yang jangkung itu, sekarang kamu sudah punya penjaga hati. Ya sudah, aku Cuma bisa berbahagia walau menangis.

Sudah dulu ya Poo sayang. Aku masih sayang kamu. Walaupun aku ga tau harus bagaimana caranya bicara, berkomunikasi, dan tau kabar kamu. CU sayang. mmmuuuaaahhh