Jumat, 28 Oktober 2016

Sebuah Sesi

Maka terjadilah yang tak seharusnya kulakukan
Saat ini... sekarang ini...
Walau kubertanya pun tak kan ada maknanya
Namun hatiku ingin tetap bertanya
Menanyakan tentang kejujuran
Apa artinya diriku bagimu?

Kurasa aku tlah jauh jatuh hati padamu
Melebihi dasar-dasar logika
Melewati psikologi normal manusia
Menjebakku dalam ruang dan waktu yang tak berbatas

Sebegitu hebatnya kah dirimu membenciku?
Terlalu hinakah diriku ini?
Seberapa batas kesadaranmu?
Bercermin pada kaca benggala yang remuk?

Aku tak memahaminya
Aku tak pernah bisa mengerti
Dulu entah kenapa kau memberiku pelukan
Di pagi hari ketika aku terpuruk
Di tengah malam ketika menemanimu pulang

Kamu yang hadir bagai fajar pagi yang indah
Datang bersama barisan bintang-bintang
Mengucapkan kata-kata yang membuatku terjaga
Melewati.... melepas malam
Seharusnya kau tidak tidak seperti itu dulu
Dan aku pun tidak melalukannya dulu

Kau sedang apa?
Haruskah aku terus menjauh darimu
Membumikan cintaku yang membusuk
Ah... sungguh aku baik-baik saja
Berbahagialah disana

Aku menikmati bahagiamu dalam bayanganmu

Ikhlasku namun tak rela

Bayang semu wajahmu menggurat mimpi
Menebar bau harum kerinduan dalam sepi
Wanginya yang memenuhi alam bawah sadar
Sadarkan mata dari kantuk berkepanjangan
Musnah sudah lelap tidurku

Demi seluruh penguasa alam
Semua penghuni jagadraya
Biarlah aku tertelan olehnya
Terbakar oleh panasnya
Tenggelam dalam pusarannya
Bila aku mendustai
Berbohong tentang semua
Bahwa ku tlah berusaha melupakanmu
Mengikhlaskanmu walau tak merelakanmu

Seluruh jiwaku menangis
Dadaku terasa perih
Kepalaku andai bisa pecah
Aku tak sanggup melupakanmu
Seakan keras dan tajamnya paku menahanku
Langkah dan laluku yang tak menjauh darimu

Namun kusadari semua
Kupahami tentang keterbatasan hal
Aku tak berani mengganggumu
Bila itu kan timbulkan rasa sakit untukmu
Walau......
Dalam hatiku
Dari dalam jiwaku
Aku sungguh sangat merindukanmu
Mengharapkanmu

menantikanmu