Sabtu, 06 Agustus 2016

Wahai Malam

Malam berkecengkrama dengan bintang
Bertaburan ribuan di atas sana
Bermain dengan rembulan
Kadang penuh kadang menghilang
Permainan malam yang menakjubkan

Aku hanya merasa kecil di pelukan malam
Keperkasaanku melemah
Terlena dalam desir anginya
Membawa lamunanku ke alam mimpi
Sebuah misteri yang tak kan terjawab

Malam yang dinanti pasti selalu datang
Kadang menghindarinya
Karena siang berikan banyak pengharapan
Peluh pun terkadang menjadi ukuran
Tanda jadi tentang keberhasilan

Aku yang selalu menyukai malam
Sempat takut pada kedatangannya
Tapi kini aku merindukannya
Karena kan membawa dirimu disisiku
Walau hanya dalam mimpi
Setidaknya aku memilikimu beberapa saat

Wahai malam bertahtalah lebih lama
Agar ku bisa memeluknya lebih lama
Melepaskan semua kerinduanku
Karna matahari kan membakar jiwaku

Dengan rasa yang tak tercurah

Lamunanku

Terik mentari menyengat
Di puncak dingin aku sendiri
Kembali kesini berbekal sepi di hati
Mencari makna hati yang hilang
Remuk rejam menyiksa diri

Keras tamparan angin menerpa
Kunikmati bersama hembusan rokok
Berbatang-batang terbakar
Lepaskan semua nafas
Harapkan damai kan datang

Hamparan hijau di kejauhan
Dunia terlihat kecil
Inikah cara melihat dunia
Dengan cara berbeda dengan pandang berbeda
Huft ..... mungkin aku melupakan diri sendiri

Aku lelah sungguh lelah
Kemana aku harus melangkah lagi
Aku menunggu satu hati yang jauh
Jauh hingga tak sanggup kugapai
Terbang menjauh bersama hembusan angin
Melayang bersama arakan awan di langit

Dalam sendiri
Dengan sepi ini
Aku resapi rinduku sendiri
Aku lukiskan semua rasa di langit
Maka lihatlah ke atas sana

Kamu akan mengerti

Gontai

aku tak mengerti apa yang kucari
langkah gontai tak terarah
tetes keringat yang bercucuran

wajah-wajah tak asing memandangku
curiga dalam tiap rautnya
kubiarkan karena aku sendiri
hanya aku yang memahami
ya... tak mungkin mereka mengerti

tiap langkah bersama hembusan nafas
terasa perih dan menyakitkan
mungkin sebuah takdir
atau hanya kebodohan
terlambat menyadari
pengecut yang lama bersembunyi

kemana langkahku melangkah
biarlah jalan yang menentukan
entah terus lurus atau berbelok

biarlah menjadi rahasia waktu
tetaplah jawaban itu disana
kubiarkan tetap di depan sana

lelah kumencari
bosan kumemahami
benci ku mengalah

peluh keringat yang bercucuran
kan menjadi saksi langkahku
walau tanpa arti

tanpa tujuan

Menyepi

Ahhh... matahari bersinar terang
Mengusir barisan awan
Aku bersembunyi dalam bayang-bayang
Meringkuk hindari panas
Menghindar dari sergapan sinarnya

Ohhh... telinga ini rasanya nyaman
Sunyi , sepi dari hiruk pikuk
Dari semua suara-suara kebencian
Yang memekakan telinga
Terkadang menimbulkan amarah

Hmmm... pikiranku lepas
Tenang melayang ke angkasa
Damai suasana ini membelaiku
Hindarkan aku dari kalut
Biarkan aku lebih lama seperti ini

Entahlah..........
Rasanya tempat sepi
Jauh dari keramaian
Menghindar dari pembohong dan pembual
Buatku merasa nyaman

Aku ingin sendiri
Menikmati kesendirianku
Rasakan kedamaian ini sendiri
Hanya sendiri

Biarlah sendiri