Kamis, 25 Agustus 2016

Sakit (2)

Bertemu denganmu hari ini
Walau hanya sekedar mencuri dari sudut mata
Menatap tanpa arti
Mungkin harus membuang muka
Namun sungguh membuat hati ini bahagia

Setidaknya aku melihatmu baik-baik saja
Tak sedikit pun kesedihan terpancar
Ada rona bahagia disana
Mungkin ruang kosong hatimu kini tlah terisi
Semoga bahagia selalu bersamamu

Andai kau tau perasaan ini
Masih membara untukmu
Tapi kurengkuh dengan sekam
Hingga baranya tersembunyi dalam
Biarlah asapnya berterbangan di udara
Memenuhi rongga aliran nafasku

Kutahu diri ini sudah terikat pada janji
Pada sebuah kewajiban yang mengikat
Membuatku kini tak mampu bergerak
Menahan langkahku mendekatimu

Kini aku hanya bisa merasakan sakit
Sungguh sakit terasa
Entah kenapa baru aku memiliki keberanian
Mengapa baru sekarang aku memiliki keteguhan
Ataukah terlalu bermain hati
Daripada logika yang harusnya ada di depan

Kamu masih selalu hadir dalam mimpiku
Selalu ada dalam pikiranku
Hadir dalam setiap anganku
Membekapku dalam berjuta kerinduan
Aku hanya bisa diam membisu
Menikmati indahmu dari jauh
Bersembunyi dalam bayangmu
Tepat di belakang punggungmu

Jangan ada takut dalam hatimu
Karena aku tak kan mengganggu
Menjauhi tak menyentuhmu
Demi kebahagiaanmu
Untuk ketenanganmu

Karena aku menyayangimu

Ruang Kosong

Ini bukan tentang wajah cantik
Yang harus disandingkan denga yang lain
Selalu akan berubah bersama terbit mentari
Menarik dengan sapuan kuas rias
Halus karena menentang alam

Bukan tentang tubuh yang seksi
Mempesona karena lekukan tubuh
Menarik perhatian dengan tonjolan
Menggiurkan karena busana minim
Karena hanya tulang berselimut daging
Memudar karena kehendak alam

Munafik bila katakan bukan kebutuhan
Karena semudah membeli nasi bungkus
Terjaja dengan rapi di pinggir jalan
Atau dipermudah dengan fasilitas online
Tapi rasa itu tak pernah akan ditemukan
Kenyamanan itu akan hadir pada satu raga

Tidaklah menentang kehendak nasib
Karena berjalan tak kan terduga
Kadang pilihan bukanlah keinginan
Menentang sekuat tenaga pun percuma
Berpasrah pula sebuah pilihan

Bukanlah ingin menjadi kemaruk
Tidak berpuas diri pada kepemilikan
Menentang yang sudah ada di depan mata
Memiliki lebih dari sebuah keinginan
Karena pikiran akan mampu mengendalikan

Tapi kata hati tidak pernah salah
Sebuah ruang kosong selalu ada di hati
Menanti waktu kan diisi penuh
Entah terlambat entah akan dimulai
Hanya waktu yang akan menjawab
Semesta akan menentukan jawaban

Karena kamu yang mampu mengisi ruang kosong itu