Selasa, 07 Juni 2016

Pertanyaan Temanmu

Malam telah tiba ketika aku tiba di rumah
Sejenak kurebahkan tubuh pada lantai yang dingin
Pikiranku melayang tak tentu
Berterbangan bagai laron yang mencari cahaya
Ya.... pikiranku melayang mencari kamu

Pertanyaan temanmu terus terngiang
Mengganggu pikiranku
Entah dia tau cerita kita atau tidak
Aku merasa terganggu akan pertanyaannya
Menohok dan menyentuh rahasia di hatiku

Mungkin aku sakit
Mungkin aku tidak baik-baik saja
Terlihat ceria dan baik-baik saja
Tapi aku sedang sakit jiwa
Bahkan mungkin aku harus ke dokter jiwa
Cara hipnotis mungkin mengobatiku

Mungkin aku belum ikhlas
Mungkin aku belum rela
Ya mungkin seperti itu
Entah sampai kapan
Aku hanya merasa tak sanggup

Tlah kucoba berbagai macam cara
Mencoba membencimu
Mencoba mengacuhkanmu
Mencoba bekerja tak henti
Mencoba melemahkan otakku dengan alkohol
Semua tlah kucoba
Tetapi pikiranku selalu menuju padamu
Aku harus bagaimana

Selain hanya bisa terus berharap

Mungkin Aku Sudah Gila

pagi tadi di ruang bersama kita
kuteguhkan hati dan jiwaku
selesaikan tugas walau dengan tangan bergetar
kutahan amarah di dada
agar tak meledak di depan ramai

mataku kutahan agar tak menatapmu
karena ku takut meneteskan air mata
kutahan bibirku untuk tak menyapamu
karena ku takut rinduku membesar karenanya

dalam acuh dan kekacauan perintahku
hatiku, pikiranku tak lepas darimu
beberapa kali kulirik wajahmu
setiap saat kau berbicara
kunikmati tiap nadanya
tuk obati kerinduan hati ini

entah mungkin aku sudah gila
terus berharap tanpa henti
menghayal kaunkan menjadi milikku
berharap kau kan kembali ke pelukku
walau setipis awan di langit
aku kan terus berharap dalam diamku

sungguh sampai saat ini pun
aku tak bisa melupakanmu
seperti malam kemarin pun
sebagai penjaga air
ditemani sebotol arak
sebungkus rokok putih itu
tak sangguh kulupakan dirimu
hapuskan dari ingatan dan kenanganku