Minggu, 08 Mei 2016

Aku Lelah

Hei..........

Entah kenapa aku kehabisan kata-kata untuk mengukir perasaanku pada halaman ini.

Beberapa saat aku sangat ingin menulis tetapi ketika memulainya aku kebingungan, entah harus dimulai darimana

Banyak hal dalam pikiranku yang ingin kusampaikan


Tapi entah kenapa tak satu pun kata terangkai menjadi barisan kalimat tuk gambarkan perasaan ini.

Atau mungkin karena kita tidak pernah berkomunikasi lagi ya? Hahahahahaha...................

Atau pujangga kesepian ini sudah berkarat sehingga tak mampu lagi berkarya. Hehehehehe

Hari ini aku menikmati suara sengaumu. Kamu masih pilek ya?


Hmmm...............

Ada yang ingin kuceritakan padamu.

Kira-kira satu minggu yang lalu, setelah merenungkan rekaman suaramu, akhirnya aku mencoba mengalah lagi sama dia (kamu tau kan siapa yang kumaksud).

Aku mulai mengalah lagi. Dan akhirnya seperti biasa yang terjadi, seperti yang aku ceritakan, yahhhh mulai baik-baik lah. Walau dengan memendam kekesalan aku jalani karena janjiku padamu.

Namun seperti biasanya, seperti yang sudah lalu, dua hari kemudian, yahhhh persis ketika kamu datang ke taman tempat festival itu, dia mulai bersikap aneh lagi.

Setelah aku pulang menjemput adik, karena kelelahan aku langsung merebahkan diri di tempat tidur. Entah kenapa dia hanya diam dan pura-pura sibuk pada pekerjaannya.

Karena aku sangat lelah aku biarkan saja sementara, fikirku setelah bangun nanti mungkin dia mau bicara lagi. Dan ternyata hasilnya nihil, dia tetap ga mau bicara juga.

Karena aku merasa tidak bersalah aku juga diam, tapi beberapa kali aku mencoba tuk berkomunikasi.

Esoknya....... ketika akan berangkat ke kantor, entah kenapa dia memberikan catatan belanja bulanan, katanya “ini kebutuhan bulanan yang harus dibeli”.


Sejenak aku terdiam............ bukankah sebelumnya aku sudah bilang karena kondisi kantor demikian (mengerti kan, segalanya harus ditalangi terlebih dahulu, karena tanggung jawab seh..... aku mau melakukannya). Bahkan beberapa kali pun aku sampai meminjam uang pada orang tuaku (tapi begitu dikembalikan dari kantor, aku selalu mengembalikannya kok).

Aku sempat bertanya “apa maksudnya ini.........” jawabnya “kamu kan pemimpin disini jadi kamu yang harus bertanggung jawab”

Aku kembali terdiam.............. dan kubilang “penghasilanmu di bawa kemana?” jawabnya “terserah aku donk”. Karena kesal aku hanya bisa bilang “semua kebutuhan si kecil aku akan penuhi semua, tetapi kebutuhan lain silakan penuhi masing-masing”.

Sampai sekarang kami diam seribu bahasa, tanpa kata terucap dari bibir kami. Bertegur sapa pun menjadi haram. Oh ya.......... sepertinya dia mengadu lagi ke banyak orang, aku sadari itu, dan aku di posisikan di sudut mati.

Bahkan sebelum aku menulis ini pun, aku banyak mendapat ceramah (tau kan dari siapa). Aku Cuma diam tak mampu menjawab, karena toh kalau aku cerita aku kan selalu disalahkan, karena dia punya penghasilan (itu yang selalu dipesankan dari dulu). Aku hanya bisa mundur perlahan dan pura-pura akan mengambil sesuatu.

Haruskah aku yang meminta maaf............... ahhhhhhhh aku bosan selalu begini terus. Yahhhhhhh mudah-mudahan seperti pesanmu semua ini akan ada pemecahannya.

Sejujurnya aku menyerah dengan semua ini. Aku tak mampu berdiri lagi. Sebenarnya hal yang memalukan adalah bukan karena kita ketika harus jatuh tetapi mampu berdiri lagi, tetapi aku malu karena ketika jatuh aku tak mampu berdiri lagi.

Jika bukan kerena pesanmu dan janjiku padamu, mungkin aku menyerah dengan semua ini. Aku lelah sungguh lelah.

Maaf aku harus bercerita dengan cara seperti ini. Sungguh aku tak punya tempat cerita lagi, dan aku tak mau mendapat kasihan dari orang lain lagi. Biarlah semua ini hanya aku yang tau. Hanya aku yang merasakan. Lelah ini, bosan ini akan kunikmati sendiri, sungguh sendiri sampai nanti.


Oh ya lupa..... selamat beraktifitas. Semoga hari-harimu menyenangkan. CU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar