Sejujurnya
hingga malam ini aku masih belum bisa melupakan yang terjadi tadi siang. Gayamu
bercerita, nada suaramu bercerita seolah-olah mengejekku yang terdiam membisu
tanpa bisa berkata apa pun di hadapanmu.
Entahlah
aku merasa sangat kesal, bahkan sampai di rumah aku berusaha tidur, sengaja
tidur untuk melupakan itu, tapi ternyata malah terbawa ke alam mimpi.
Hingga
aku menulis itu pun, rasanya masih terngiang di telingaku, apalagi senyuman,
candaan, dari teman-teman yang seolah-olah mengejekku.
Sungguh
aku merasa benar-benar kesal. Entalah dia masih sangat bebas berbicara
denganmu, bercanda denganmu, dan mungkin menggodamu sedangkan aku benar-benar
tertutup mata, mulut dan telingaku.
Rasanya
tidak mungkin sekelas si bulan sampai menyakan rapat denganmu. Apa hubungannya
denganmu? Kemudian sampai lupa tanggal dan waktu? Logiskah itu?
Saya
hafal betul dengan gaya-gayanya, jadi itu hanya alibinya saja untuk dapat
menggodamu. Aku kira pun kamu menyadarinya. Benar menyadarinya. Tapi apakah
kamu pura-pura tidak tau atau sengaja tidak tau, entahlah.......
Apa
pun itu, ini sudah terjadi, mungkin sudah garis kehidupanku seperti ini, aku
hanya bisa menerimanya, dan berharap suatu saat nanti akan datang sebuah
keajaiban untuk mengisi dan mengabulkan harapanku.
Selamat
malam, dan terima kasih jika kamu benar-benar masih membaca blog yang berisi
curahan hatiku. Aku merindukanmu, sungguh merindukanmu sayang. Sampai jumpa
satuku sayang

Tidak ada komentar:
Posting Komentar