Malam
semakin menguasai langit
Aku
masih meringkuk pada kesal
Gelap
langit berpadu pada kelamnya hati
Menutup
semua indera dan rasa
Sepi,
sunyi namun mencekam jiwa
Nalar
manusia tak berbatas
Rasa
manusia sedalam samudra
Pikiran
manusia seliar alam
Hati
manusia seganas lava pijar
Siapa
yang mampu mengendalikan
Siapa
pengecut
Siapa
pembual
Siapa
penipu
Siapa
licik
Entah
setiap logika dan penalaran
Lahir
dari sudut pandang berbeda
Kaca
benggala
Kata
sang pujangga
Bercermin
pada kisah hidup manusia
Perjalanan
yang tak pandang perjuangan
Hanya
melaju seperti angin
Tak
mampu berputar arah
Hanya
keajaiban yang membelokkan
Aku
yang menangis tanpa suara
Teteskan
air mata kering
Berteriak
tanpa nada
Bersandar
pada hembusan sang bayu
Menitipkan
kerinduan pada satu

Tidak ada komentar:
Posting Komentar