Senin, 01 Agustus 2016

Ketika Malam Tiba

Malam semakin menguasai langit
Aku masih meringkuk pada kesal
Gelap langit berpadu pada kelamnya hati
Menutup semua indera dan rasa
Sepi, sunyi namun mencekam jiwa

Nalar manusia tak berbatas
Rasa manusia sedalam samudra
Pikiran manusia seliar alam
Hati manusia seganas lava pijar
Siapa yang mampu mengendalikan

Siapa pengecut
Siapa pembual
Siapa penipu
Siapa licik
Entah setiap logika dan penalaran
Lahir dari sudut pandang berbeda

Kaca benggala
Kata sang pujangga
Bercermin pada kisah hidup manusia
Perjalanan yang tak pandang perjuangan
Hanya melaju seperti angin
Tak mampu berputar arah
Hanya keajaiban yang membelokkan

Aku yang menangis tanpa suara
Teteskan air mata kering
Berteriak tanpa nada
Bersandar pada hembusan sang bayu

Menitipkan kerinduan pada satu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar